Diposkan pada Super Generation FF

FF YoonHae – Sweet Legacy Part 5

sweet legacy copy

Title : Sweet Legacy

Cast : SNSD Yoona, Super Junior Donghae

Author : Nana Shafiyah 

Genre : Romance, Married Life

Rating : PG-17

Happy Reading ^__^

Penampilan Yoona berganti. Gadis itu keluar dari kamar mengenakan hanbok. Yoona melangkah perlahan – lahan setelah Boa memarahinnya usai berjalan tergesa – gesa. Yoona menarik napas berusaha menampakkan senyumannya sebisa mungkin, meski pun rasanya aneh mengumbar senyum didepan lelaki gila itu.

Pemandangan di ruang tamu penuh sesak dimana semua orang disana berdiri menyambut kedatangatan tuan rumah. Seorang lelaki pirang membungkuk hormat, lelaki itu memandang Yoona penuh perhatian, “Annyeong Yoona-ssi.”

Yoona terkejut menanggapi sapaannya. Ia beralih menatap Boa dengan isyarat menanyakan siapa lelaki itu. Boa menepuk punggung Yoona lalu berbisik sengit ditelinganya, “Yak, kalau ada orang yang menyapamu kau harus membungkuk !”

Bukannya melakukan apa yang seharusnya, Yoona menoleh seperti orang yang baru saja tersesat di jalan. Dengan paksa, Boa akhirnya menekan punggung Yoona hingga tampak seperti membungkuk. Sementara beberapa pasang mata mengamati tingkah mereka, Boa menambah, “Maaf atas sikap tidak sopan adik saya.” Sesalnya ikut membungkuk.

“Tidak apa – apa, mungkin Yoona-ssi masih kaget karena kedatangan kami yang tiba – tiba.” Seorang wanita yang kira – kira berusia empat puluh tahunan menimpali. Yoona memperhatikan wajahnya, sepertinya wajahnya tidak asing dimata Yoona. ‘Apa dia seorang artis ?’ tapi kalau memang wanita itu ibu Donghae, kecil kemungkinan wanita itu berkepala empat, mungkin usianya berada di akhir kepala lima dan Ia tampak delapan tahun lebih muda dari usianya, entahlah.

“Begini saja, sebaiknya aku memperkenalkan lebih dulu anggota keluarga Donghae kepada Yoona-ssi.” Lelaki berambut pirang itu menyambung, “Annyeonghaseyo, Park Jungsoo imnida, agar lebih akrab Nona bisa memanggilku Leeteuk. Aku sahabat Donghae sekaligus pengacara keluarganya.”

Yoona menelan ludah, tiba – tiba kegugupan menyerangnya padahal mereka tidak berbuat apa – apa. Dalam hal ini mungkin dirinya yang terlalu paranoid ketika seluruh anggota keluarga Donghae memperhatikannya dari ujung kaki  ke ujung rambut. Yoona membasuh ubun – ubunnya yang berkeringat namun gadis itu berupaya menunjukkan wajah setenang mungkin. ‘Semua ini akan terlewati dan kau bisa mengubur lelaki itu hidup – hidup!’

“Annyeonghaseyo senang berkenalan dengan anda, Im Yoona Imnida.” Yoona membungkuk 90 derajat membalas pria bernama Leeteuk.

“Dan bolehkah saya bertanya, siapa wanita cantik disamping anda Tuan?” Yoona berbicara dengan mata berbinar – binar. Tatapan Yoona menyadarkan Leeteuk usai sekian lama memandangi gadis itu.

“Aa nde, perkenalkan yang bediri disampingku adalah Eomma Donghae, Jung So Ahn. Mungkin kau sering melihatnya di TV, beliau sering membawakan berita di SM Chanel”.

“Annyeonghaseyo…. Eommonim” Yoona membungkuk. “Pantas saja aku seperti mengenalnya” runtuknya dalam hati.

“Yang disebelahnya lagi nenek Donghae, Seo Suk Jin. Oh ya, Ayah Donghae, Lee Minho tidak bisa hadir karena beliau sedang berada di Jepang tapi beliau menitipkan salam padamu dan keluarga” Lelaki itu melanjutkan.

“Nde, Annyonghaseyo halmoni” Yoona kembali membungkuk hormat menyapa mereka. Leeteuk tersenyum senang karena sepertinya sapaan Yoona menerima tanggapan baik dari Nyonya Lee tapi tidak dengan wanita paruh baya disampingnya yang cenderung menatap sebelah mata. Leeteuk lantas  menyambung, “Dan anak kecil yang disana—“

“Dia Sehun ?”

Nenek Donghae terkejut mendengar Yoona mengenali keponakan cucunya, begitu juga dengan Nyonya Lee. Yoona memahami sinyal dari wajah mereka, buru – buru menambah, “Aku mengenalnya tentu saja. Donghae Oppa sering berbicara tentangnya, dan setelah bertemu langsung, kelihatannya Sehun anak yang manis dan menggemaskan.”

“Ne, Noona juga menggemaskan. Saranghae Yoona Noona.” Sehun menyambar ucapan Yoona selagi mengukir love sigh dikepalanya. Anak itu menebarkan senyum lebar kearah masing – masing wajah yang menatapnya penuh kekaguman.

Nyonya Lee mengacak rambut Sehun, “Kau menyukai calon…. Eommamu?”

Sehun mengangguk, “Ne, Neomu Chuahaeyooo..” jawab anak itu disertai gerakan bibirnya yang berlebihan. Nyonya Lee tertawa lantas menatap Yoona dengan senyum, “Biasanya Sehun sangat pemilih. Anak itu tidak mudah berbaur dengan orang – orang disekitarnya tapi ini aneh, dia langsung berkata kalau Ia sangat menyukai calon Eommanya, ini awal yang bagus.” Jelasnya mengundang tertawaan semua orang yang setuju dengan fakta tersebut.

Yoona juga tertawa. Sayangnya tidak seperti beberapa orang dari mereka yang tertawa penuh rasa, Yoona terpaksa melakukannya. Tidak jauh berbeda dengan Donghae yang sekedar mengulum senyumnya. Ketajaman mata Yoona diam – diam menyorot kedalam retina Donghae. Lelaki itu jelas merasakannya namun buru – buru membuang wajah. Lelaki itu sengaja menatap langit – lagit rumah dengan santai layaknya tidak terjadi apa – apa. Dia itu benar – benar… Gemeletuk gigi Yoona berbunyi seiring tawanya yang terus ia paksakan. Apa ini? Ternyata Donghae dan keluarganya sama – sama aneh.

Dengan wajah lunaknya, Eomma Donghae menatap ingin tahu, “Kau dan Sehun terlihat sudah lama saling mengenal…” Wanita itu mengingat – ingat,  “Oh ya, Bukankah hubunganmu dan Donghae sudah berjalan dua tahun?”

Yoona terperangah, “Dua… tahun?”

Dua tahun? Ya Tuhan kebohongan apa lagi ini?

“Iyakan Donghae? Kau bilang kalau hari ini akan melamar kekasihmu dan kalian sudah menjalin hubungan selama dua tahun.” ungkap nyonya Lee keheranan melihat reaksi Yoona.

“Ne, tentu saja.” Donghae tersenyum dengan wajah meyakinkan, “Aku dan Yoona bertemu dijalan, saat dompetku terjatuh, dialah yang menemukannya, kami berkenalan dan  akhirnya saling bertukar kabar.”

Nyonya Lee manggut – manggut setuju, “Kebetulan sekali.”

“Kebetulan yang berujung takdir, bukankah seperti itu?” Donghae berbicara mengenai hipotesanya yang membuat Yoona benar – benar mual. Bagaimana mungkin cerita klise seperti itu dianggap sebuah takdir, bahkan  cerita tentang tas tertukar atau tabrakan ditengah jalan sudah tidak laku lagi dipasaran. Yoona yakin ia bisa mengarang cerita yang lebih berbobot dari itu ketimbang Donghae yang ceritanya sama sekali tidak update.

“Pantas saja, setiap Eomma menjodohkannya dengan  seorang gadis, dia selalu menolak, ternyata itu alasannya.” Nyonya Lee menatap Donghae dan Yoona bergantian.

Boa menyikut pinggang Yoona seolah mempertanyakan kebenaran itu. Sementara Yoona membisu. Baiklah… Yoona sudah memutuskan. Pada  dasarnya kebohongan hanya bisa ditutupi dengan kebohongan serupa. Ia akan mengikuti permainan lelaki itu. Tentu Yoona tidak akan  membuat dirinya sendiri tampak boodoh didepan mereka. Kalau Donghae bisa setenang itu mengumbar kebohongan maka Yoona akan lebih tenang lagi meladeninya.

“Mianhamnida, seharusnya aku yang lebih dulu berkunjung ke rumah kalian. Bukannya menolak atau apa, aku hanya sedang menunggu momen – momen yang pas.” Yoona menunduk sesal.

Nyonya Lee mengibas – ibaskan tangannya, “Aigoo, ini bukan salahmu.” Wanita setengah baya itu menatap prihatin, “Seharusnya Donghaelah yang harus menjelaskan ini, tapi anak itu hanya tahu bekarja dan bekerja, Eomma tahu bagaimana perasaanmu. Wanita manapun akan merasa terabaikan olehnya.”

Yoona manggut – manggut mengerti. Didalam hati membangun penilaiannya. Bahkan secara tidak langsung Eommanya sendiri berkata kalau dia menyebalkan.

“Tapi sudahlah, kami senang akhirnya Donghae menemukan sosok wanita sepertimu. Eomma terkejut sekali dengan keputusannya melamarmu malam ini tapi Eomma bahagia, setidaknya Dia berpikir untuk menikah dan mengakhiri masa lajangnya. Eomma hawatir pihak yang tidak bertanggung jawab akan menyebarkan gosip mulai dari tuduhan gay atau dicurigai suka bergonta ganti wanita.”

Nyonya Lee tertawa mengingat penuturannya sendiri. Donghae sepertinya ingin menyanggah sesuatu tapi diurungkannya. Yoona tersenyum samar. Mungkin Donghae sedang menjaga imagenya sebagai sosok pria yang sopan untuk tidak menimpali perkataan orang tua.

 “Oh ya, kau sudah tahukan seandainya kalian menikah, kau juga harus menerima Sehun ?” Nyonya Lee menatap penuh minat lalu menambahkan “Sebenarnya kemarin Donghae baru memberitahukan bahwa dia berencana mengadopsi Sehun. Donghae sangat menyayangi keponakannya dan aku sangat senang, peninggalan terakhir Jin hae yang adalah mendiang anak perempuanku tetap tinggal dikeluarga Lee. Yoona-ah, kau tidak keberatan kan?”

“Itu tidak masalah Eommonim.” Yoona membungkuk hormat. Sesekali Ia melirik kearah Donghae.  Ternyata virus dadakan lelaki itu sudah akut, bahkan rencana seperti itu baru diketahui eommanya, dia itu benar-benar !

“Eommonim terdengar manis.” Nyonya Lee tersenyum girang.

“Aku ingin memberi hormat kepada halmoni dan Eommonim, apakah boleh?”

Sepasang mata Nyonya berbinar – binar sebaliknya Halmoni Donghae menanggapinya dengan wajah tidak perduli. Tanpa mengindahkan reaksi mereka, Yoona segera merendahkan pijakannya hingga kedua lututnya menyentuh lantai. Perempuan itu bersujud melipat kedua tangannya didepan wajah lalu menunduk hormat.

yoona hanbok

“Terimalah penghormatan dariku Halmoni… Eommonim.” Yoona menjatuhkan wajahnya dua kali kearah nenek dan ibu Donghae bergantian.

“Terima kasih karena telah memperlakukan kami dengan baik, sekarang berdiri lah, Nak.” Nyonya Lee mengambil alih ketika Halmoni Lee tidak juga berkata sesuatu. Yoona mengganguk pelan sebagai tanda bahwa Ia mengerti. Perlahan Ia bangkit menuju pijakannya yang tegak berdiri.

Entah kenapa Boa sedikit grogi menyaksikan tingkah adiknya itu ditambah reaksi berlawanan dari kedua wanita yang dituakan. Boa membungkuk – bungkuk selagi tersenyum sungkan, “Kelihatannya kalian sudah terlalu lama berdiri, silahkan duduk Tuan dan Nyonya.”

Beberapa orang dihadapannya tersenyum menanggapi penyambutan itu. Mereka beranjak duduk di masing – masing sofa ruang tamu. Yoona menatap Donghae yang kebetulan mengambil posisi dihadapannya penuh ketajaman sementara keluarganya duduk dipermukaan sofa memanjang.

“Maaf atas ketidak nyamanan tempat ini Nyonya.” Boa menunduk sesal.

“Tidak apa.” Tanggap Nyonya Lee yang kelihatannya paling bersemangat, “Penyambutan kalian lebih dari cukup untuk menutupi itu semua. Jarang – jarang ada yang berinisiatif menyambut tamu dengan mengenakan hanbok apalagi dengan bersujud memberikan penghormatan.”

“Ah, itu sudah menjadi kewajiban kami Nyonya.” Boa tersenyum diikuti wajahnya yang memerah.

“Oh, Donghae-ya, bukankah tadi kau bilang ada sesuatu yang ingin kau sampaikan? Sebaiknya kau sampaikan saja sekarang, setelah ini kita melangkah ketahap pembahasan yang lebih jauh.” Nyonya Lee menyanggah selagi menatap anaknya. Donghae mengerutkan kening menghadapi tatapan orang – orang yang melaju kearahnya.

“Itu…” Donghae memaksa dirinya menatap mata Yoona lekat – lekat, “Aku ingin menjelaskan sesuatu karena sepertinya kalian dibingungkan oleh kedatangan tiba – tiba ini.”

Yoona menunggu kalimat selanjutnya ingin tahu sekaligus menyelipkan ekspresi bersungut – sungut diwajahnya.

“Sebelumnya aku ingin meminta maaf sebesar – besarnya kepada Yoona dan kakak Ipar. Seharusnya aku tidak bersikap seperti ini, tapi sekian lama aku sudah merencanakan sebuah kejutan ini untuk Yoona bahwa aku akan mempersuntingnya. Sebagai penyerahan simbolik, aku berharap kalian bisa menerima dengan senang hati perabotan dari kami. Mungkin tidak seberapa tapi kuharap ini membantu.”

“Mengenai barang – barang itu… kami sangat berterimakasih sekali. Khamsahamnida.” Yoona tersenyum atas hadiah itu, matanya ikut melengkung kearah ‘calon’ halmoni dan ibu mertuanya, akan tetapi pengecualian bagi Donghae. Seringai mencuat dari bibir Yoona seiiring tatapannya yang penuh dendam, “Nde kamsahamnida atas kejutannya. Dan kejutan ini tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku.”

“Wah kalian berdua memang penuh kejutan.” Nyonya Lee terkagum – kagum. Yoona memaksa senyumnya lebih lebar. Nyonya Lee kian bersemangat, Kedua tangannya menagkup didepan dada, ”Setelah menjalin hubungan selama dua tahun akhirnya kalian berakhir di pelaminan. Bahkan Sehun sangat mengharapkan kalian bersama, bukankah begitu?”

Bocah yang ditatap oleh Nyonya Lee mengangguk yakin, “Iya, Sehun tidak mau makan kalau Samchon dan Noona tidak menikah. Samchon harus menikah dengan Noona agar Ia tidak kesepian. Sehun  hanya kasihan dengan samchon dan Yoona Noona, hubungan samchon tidak menemukan titik terang selama bertahun – tahun padahal Samchon dan Noona adalah pasangan serasi.”

Yoona menyipit mengamati gerak – gerik Donghae dan Sehun bergantian. Sepertinya ada sebuah perjanjian diantara lelaki itu dan Sehun. Yoona menduga dari cara Sehun berbicara, anak itu terdengar seperti tengah membaca teks pidato. Tidak salah lagi, anak sekecil Sehun tidak mungkin sejauh itu menanggapi hubungan orang dewasa. Kalimat  yang dilontarkan Sehun pasti sudah di setting sebelumnya. Kalau tidak, mana mungkin kalimat bocah itu amat sinkron dengan kebohongan yang diumbar oleh pamannya yang gila itu. Yoona menggeram tertahan. Donghae benar – benar memuakkan, bagaimana mungkin lelaki itu memanfaatkan kepolosan anak kecil?

“Kalau boleh tahu, apa pekerjaanmu sekarang?” suara wanita tua yang sedikit serak namun penuh ketegasan membuyarkan fokus Yoona. Ia menoleh, “Nde?”

“Aku sama sekali tidak suka dengan perempuan yang malas dan manja, jadi aku bertanya tentang profesimu.” Ujarnya sekali lagi. Yoona terkesiap mendengar pertanyaan itu, pertanyaan pertama dari halmoni Donghae yang ditakutkannya sejak tadi.

“Aku… itu…” Leher Yoona seolah tercekat duri. Gadis itu menelan ludah, kenyataannya kini fakta bahwa ia tengah menganggur akan menjatuhkan dirinya sendiri. Yoona menghalau kegugupannya seraya mengangkat bibirnya yang kaku, “Aku bekerja di—“

“Yoona berprofesi sebagai pelukis, dia pernah bekerja sebagai pelukis dinding, pemandu di galeri seni bahkan pelukis jalanan. Tidak hanya disitu saja, beberapa kali adikku telah menyumbangkan karyanya diberbagai galeri. Saat ini adikku sedang istirahat sejenak. Sebagai pelukis Yoona juga membutuhkan waktu untuk refreshing agar inspirasi datang dengan sendirinya. Yoona juga pandai melukis wajah seseorang dan adikku ini beberapa kali menyabet peringkat di kejuaraan melukis.” Boa menghentikan penjelasannya yang panjang itu. Ia mengatur napasnya perlahan – lahan usai kehilangan banyak energinya karena terlalu menggebu – gebu.

“Dan.. dan selama beristirahat Yoona pernah mencoba melakukan berbagai pekerjaan seperti menjadi supir, pengawal bahkan pelayan toko, Ia melakukan itu semata – mata karena Ia ingin mencari ide – ide segar, iya kan Yoona?” Boa membelokkan pandangannya kearah Yoona. Gadis itu berbalik menatapnya penuh kebingungan.

“Iya kan Yoona ?” ulangnya diselingi kedipan mata agar Yoona mendukung kalimat itu. Yoona menatap kesepuluh semarinya yang bergetar diatas pangkuan. Penjelasan kakaknya barusan bukanlah seratus persen kebohongan. Memang berapa kali lukisan miliknya memengikuti kejuaraan bahkan beberapa dipajang di geleri seni tapi Ia sudah lama tidak melukis. Mendiang kedua orang tuanya juga berprofesi sebagai pelukis, Yoona merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi harapan terakhir orang tuanya sebelum meninggal untuk terus melukis tapi di dunia ini banyak hal – hal yang tidak terduga. Yoona mengingat sekali lagi. Ia mencari perkerjaan lain bukan karena ingin beristirahat, refreshing apalagi mencari inspirasi. Ia melakukannya murni karena ingin mengalihkan perhatiannya kepada dunia baru sekaligus mendapatkan penghasilan.

“Yoona, gwncahana?” sebuah suara menyadarkannya, tampak didepan sana Nyonya Lee tengah menatapnya cemas.

Angan – angan Yoona mulai memijaki bumi. Buru – buru Ia memfokuskan tatapannya, “Ne, Gwenchana.”

Nyonya Lee menghela napas lega,  “Benarkah yang dikatakan kakakmu tadi?”

Yoona mengangguk, “Nde, itu benar Eommonim.” Aku Yoona sedikit merasa bersalah. Ia tidak punya pilihan lain. setidaknya dengan membenarkan jawaban yang dijelaskan kakaknya, mereka tidak akan malu didepan orang – orang itu, termasuk didepan Donghae… Donghae, apalagi yang dilakukan lelaki itu sekarang?  Donghae sedang termenung memperhatikannya. Yoona mulai risih menghadapi tatapan itu. Sementara Donghae dengan sikapnya yang serba formal duduk tenang diatas kursi bagaikan menonton sebuah pertunjukan.

Yoona menarik napas panjang. Ia ingin meledak sekarang juga mengingat bagimana kekacauan bodoh yang ditimbulkan oleh Donghae. Untung saja Boa cepat tanggap mengambil alih tugasnya untuk menjawab pertanyaan dari Halmoni Lee. Kalau tidak mana mungkin Yoona bisa membayangkan bagaimana cara menampakkan wajahnya didepan orang – orang itu. Boa berkali – kali menjadi sales berbagai jenis produk di pasaran. Mempromosikan  barang apalagi mempromosikan adiknya sendiri bukan lagi masalah yang besar untuknya.

“Jadi kau pelukis?” Halmoni Lee memastikan sekali lagi. Yoona mengangguk, “Nde, itu benar Halmoni.”

“Bagus.” Ucapnya selagi memikirkan sesuatu,  “Kapan – kapan kau bisa melukis wajahku.”

“Dengan senang hati Halmoni.” Yoona merendahkan pandangannya.

“Oh ya, jika suatu saat nanti kau menikah dengan cucuku, apakah kau memilih sibuk bekerja disela waktu melukismu atau kau akan melukis sambil mengatur pekerjaan rumah tangga? Sebenarnya anakku, Lee Minho juga seorang pelukis sekarang, bahkan dia rela pensiun dini sebagai Presdir hanya karena ingin fokus melukis. Sekarang saja dia tidak sempat menghadiri acara lamaran anaknya sendiri karena sedang berada di Jepang. Mencari inspirasi katanya….ekhm.” halmoni berdecak yang menurut Yoona sedikit sinis.

“Apakah kau akan melakukannya juga? Belakangan ini wanita karier sedang menjadi tren.”

“Kalau soal itu saya juga belum yakin Halmoni.” Jawab Yoona sembari melirik Donghae, “Saya ingin tetap bekerja tapi sepertinya Donghae oppa lebih menginginkan saya untuk tinggal di rumah dan mengurus anak – anak.”  Jelasnya.

“Ya, ketika kau memutuskan untuk menikah, pekerjaan rumah tangga adalah prioritas utama, apalagi tidak mudah mengurus rumah tangga keluarga ini.”

“Baiklah halmoni, saya akan mendiskusikannya dengan Donghae oppa.” Yoona menjawabnya dengan senyum sumringah. Yoona mulai berpikir mengenai apa yang diutarakannya sejak tadi. Sekilas gadis itu menyeringai. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tidak perlu memasang wajah innocent kalau kelihatannya kalimat seperti itu cukup ampuh membangun citra gadis penurut didepan nenek Donghae.

“Hmm.. Aku lihat kau telah dididik dengan baik oleh keluargamu.“ wanita renta itu mengungkapkan pendapatnya selagi mengamati wajah Yoona, sementara Boa terkesiap, wajahnya bersemu merah, begitu tersanjung mendengar penuturan tersebut.

“Belakangan ini tidak banyak anak muda yang tahu bagaimana cara memperlakukan dan menghormati orang tua dengan cara yang seharusnya. Sikapmu lumayan juga.” Halmoni Lee manggut – manggut menyutujui pertimbangannya lalu membuang pandangannya kearah lain, wanita tua itu tiba – tiba menampakkan kegelisahannya, “Sekarang apalagi pembahasan selanjutnya, aku ingin cepat – cepat pulang, sudah jam berapa ini aigooo…” keluhnya.

Nyonya Lee lantas mengambil alih pembicaraan mereka. Sang ibu benar, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Kalau mereka bergerak lamban maka orang – orang yang telah menyisahkan waktu mereka untuk menghadiri acara dadakan ini akan semakin terganggu.

“Untuk mempersingkat waktu, Eommonim akan langsung menyerahkan ini kepadamu.” Nyonya lee merogoh sesuatu dari dalam tas hitamnya yang mengkilap, Ia mengeluarkan sebuah kotak beludru, membuka tutupnya.

“Terimalah dan kuharap kau menyukainya, Yoona-ah.” Nyonya Lee tersenyum seraya mengeluarkan kalung itu dari dalam kotak. Kalung berwarna perak itu berbandul ukiran sepasang angsa yang menyatu, bagian bawahnya bertabur berlian sementara ditengahnya terpasang mutiara yang cantik.

Factory-Direct-Sa2015-Romantic-Women-Necklaces-Cubic-Zirconia-18k-White-font-b-Gold-b-font-Plated

Nyonya Lee membuka pengait kalung itu. Yoona dengan sigap membaca isyarat dari gerakan Nyonya Lee yang seolah hendak menyampirkan kalung itu. Yoona segera mencondongkan lehernya.

Usai terpasang sempurna Yoona lantas menggenggam ukiran kalung angsa yang baru saja terpasang dilehernya. Mata bulatnya berbinar – binar memancarkan cahaya kekaguman.

Nyonya Lee tersenyum lembut, “Kalung itu adalah warisan turun temurun bagi siapa saja menantu perempuan di keluarga kami. Hanya ada satu didunia dan dibuat khusus untuk keluarga Lee. Karena sekarang anakku akan menikah denganmu maka kalung itu menjadi milikmu. Kau juga harus mewariskannya kepada menantu perempuanmu kelak, begitu seterusnya.” Ia memberi jeda lalu menambah, “Kalung itu memiliki makna tersendiri.”

“Kalung angsa. Ada filosofi tersendiri dibalik itu.” Ucapnya tiba – tiba menatap Yoona penuh keteduhan, sekilas wanita itu tersenyum, “Burung angsa selalu terbang bersama – sama membentuk sebuah formasi (V) untuk saling menguatkan satu sama lain karena jika terbang sendirian Ia akan merasa sulit dan terbebani. Mereka harus menyatukan kekuatan agar bisa menyusuri angkasa, mereka akan menggantikan posisi angsa dihadapannya untuk memimpin formasi terbang ketika angsa lainnya merasa kelelahan. Jika Seekor burung angsa terluka dan jatuh maka teman mereka akan  mengikutinya turun untuk melindungi dan merawatnya hingga Ia bisa terbang seperti sebelumnya bahkan sampai mati. Kau mengerti bukan ? Memutuskan hidup bersama, itu berarti kalian dituntut untuk saling bahu membahu membangun kekuatan agar selamanya bertahan hidup bersama – sama dalam suka mau pun duka…”

Sejak tadi Donghae hanya duduk terdiam menyaksikan perbincangan mereka tapi dibalik semua itu sesungguhnya ia telah berhasil menarik sebuah kesimpulan. Neneknya menyukai gadis itu, walau hanya seujung jari tapi setidaknya sang nenek bersedia menatapnya. Beberapa kali Sang nenek memasang tampang intimidatif, tapi yang didapati olehnya ialah Yoona bisa menghadapi hujaman itu dengan baik, bahkan sang nenek tidak bereaksi apa – apa ketika Eommanya menyematkan kalung angsa keluarga Lee yang secara turun temurun diwariskan kepada menantu mereka. Jika ia membandingkannya dengan kejadian masa lalu, sang nenek tidak pernah menyetujui pernikahan Jin Hae dan Kim Jong Woon, oleh karena itu beliau tidak terlalu memperdulikan kehadiran Sehun. Namun entah mantra apa yang berhasil dirapalkan gadis itu sehingga sang nenek terhipnotis oleh pesonanya dalam sekali pertemuan.

“Bagus sekali, kurasa semuanya berjalan dengan baik.” Leeteuk menyela, semua orang berbalik memandangnya. Lelaki berambut pirang itu tersenyum lebar, “Kalau begitu saatnya membicarakan tentang pernikahan mereka.”

“Oh ya tentu saja.” Nyonya Lee mempersilahkan.

Leeteuk mengacak rambut bocah disampingnya. Tentu saja sebagai pengacara Sehun Ia sudah memperhitungkan hal ini sebelumnya, “Hmm Sehun-ah kau pasti senang karena Samchonmu akan menikah dengan Noona ini.”

Bocah itu tersenyum memamerkan gigi kecillnya, “Nde, Sehun senaaaaaaaaang sekali…”

“Ehm permisi mianhaeyo—“ Boa menginterupsi, “Sambil merencanakan tanggal pernikahan ada baiknya kita melakukannya sambil minum teh dan menikmati beberapa makanan ringan, bukankah begitu Yoona?” ujarnya beralih menatap Yoona. Seseorang yang menjadi pusat perhatiannya tersentak.

“Jadi bisakah kau membawakannya kemari?” lanjut Boa.

Nyonya Lee menahannya, “Ani, tidak usah repot- repot.”

“Izinkan adik saya melakukannya Nyonya, ini demi kebaikan kita bersama karena setelah menikah Ia harus terbiasa mengurus keluarganya.”

Nyonya Lee tampak memikirkan ucapan Boa, tidak lama ia menggangguk, “Baiklah kalau memang seperti itu.” ucapnya tersenyum lebar.

…………..

Derap langkah Yoona menghentak – hentak dilantai ketika Ia memasuki area dapur. Gadis itu bersungut – sungut menaruh teko berisi air diatas kompor lalu memanaskannya. Selagi menunggu beberapa menit, gadis itu beranjak menata barisan cangkir diatas meja. Sepasang matanya memicing kala pendengarannya menangkap bunyi langkah seseorang yang berjalan mendekatinya. Buru – buru Yoona memutar tubuh, lantas mengerahkan tendanganya tepat mengenai dengkul seseorang itu… Lee Donghae. Tepat sekali. Yoona tersenyum puas menyaksikan bagaimana lelaki itu mengaduh kesakitan.

“Awwwhhh ahhh aishh.” Donghae meringis – ringis memegangi dengkulnya. Ia berjingkat meraih ujung meja, menggenggamnya sebagai  topangan,  “Aishh kau mau membuatku pincang dihari pernikahan kita?” peringatnya setengah berbisik.

Yoona memiringkan wajahnya seraya melipat kedua tangannya didepan dada, “Memangnya aku perduli. Sebenarnya banyak yang ingin kukatakan padamu tapi aku terlalu malas untuk mengatakannya, jadi sekarang nikmati saja tanda terimakasih dariku. Oh ya  Terimakasih atas kejutanmu yang menakjubkan ini.” Gadis itu tersenyum sinis, Ia berbalik menghadap meja untuk melanjutkan pekerjaannya.

Donghae berdecak. Lelaki itu mengusap – usap dengkulnya seraya mengamati kegiatan Yoona yang sibuk sendiri. Donghae mengerang sedikit berlebihan semata  – mata untuk menarik perhatian Yoona tapi apadaya usahanya sia – sia, ‘sombong sekali.’ Pikir Donghae dengan seringai disamping anggapannya mengenai gadis jual mahal yang jika diperhatikan lebih dekat, gadis itu  berkali – kali lipat jauh lebih menarik dimata lawan jenisnya..

“Ngomong – ngomong aktingmu bagus juga.” Donghae berdehem tiba – tiba sudah berdiri disamping Yoona. Selagi menahan ngilu Ia berbicara seolah dirinya baik – baik saja bahkan lelaki itu bisa seenaknya terkekeh.

Yoona meniup ubunnya. Gerakan gadis itu menggantung ketika menuangkan air panas dari dalam teko menuju cangkir. Pada akhirnya Yoona meletakkan teko itu dipermukkan meja, menatap Donghae sejenak, lantas menekankan, “Akting? Siapa yang barakting?”

Donghae mengangkat alisnya yang entah bagaimana wajah lelaki itu tampak meremehkan dimata Yoona. Hembusan napas dari dalam paru parunya merupakan pertanda bahwa Ia benar – benar lelah. Yoona menyisingkan tatapan datarnya untuk Donghae kemudian melanjutkan perkerjaannya menuangkan air.

“Tadi itu aku tidak sedang berakting.” Kilah Yoona beranjak memunggungi Donghae dan memilih sibuk dengan cangkir – cangkir dihadapannya, sesekali matanya melirik pergerakan lelaki itu,  “Dilihat dari penampilanku yang seperti ini, bukan berarti tidak tahu apa – apa. Semua yang kulakukan barusan semata – mata karena untuk menghindari amukan kakakku. Kalau dia  sampai melihatku bersikap tidak sopan, maka habislah aku.”

Yoona menyambar sebuah kemasan plastik diatas meja. Gadis itu menggerling waspada  lantas menarik sudut bibirnya kesamping, “Bahkan pemukulan kakakku yang pernah diarahkan kepadamu tidak ada apa – apanya.”

Yoona bergidik santai, “Bagaimana pun, aku tidak mau mati konyol.” Gadis itu mengaduk cangkir teh perlahan – lahan, “Tunggu… kenapa aku jadi bercerita denganmu. Uh benar – benar tidak penting.” Runtuknya penuh sesal.

“Ini.” Yoona berbalik menyerahkan secangkir teh kearah Donghae.

“Apa?”

“Cicipi, aku tidak tahu bagaimana selera keluargamu, Mungkin saja seleramu lebih sesuai dengan mereka.” Jeslasnya tersenyum lebar. Donghae menatap Yoona dan cangkir itu bergantian lalu  meraihnya tanpa ragu.

~Glek glek glek~ Donghae benar – benar menenggaknya. Yoona terperangah antara percaya dan tidak percaya. Gadis itu menelan ludah. Ia yakin minuman itu bukan minuman biasa dan pasti rasanya akan berbeda dan aneh, minuman itu bukan lagi secangkir teh lezat tapi… Yoona terperangah atas pikirannya sendiri. Jangan – jangan Ia  mengambil cangkir yang salah…

“B-Bagaimana ? enak tidak?” Yoona mengangkat dagunya karena pantang baginya terperangkap oleh permainan lelaki itu.

Donghae membasuh bekas cairan yang tertinggal menggunakan lidahnya. Lidahnya menjulur seraya berputar – putar mengitari permukaan bibirnya yang merah dan basah. Yoona tidak berkedip sama sekali bahkan ketika Donghae menyelesaikan aksinya.

Wajah Donghae berkerut penuh pertimbangan. Tidak lama setelahnya Ia mendorong cangkir ditangannya kearah Yoona. Alisnya terangkat ketika gadis itu hanya berdiri mematung.

Tidak menerima reaksi, Donghae menarik tangannya selagi berkata, “Gomawo. Kau memang calon istri terbaik yang pernah ada.” Lelaki itu tersenyum sementara gadis dihadapannya berdiri menunjukkan sikap berlawanan.

Yoona merampas cangkir itu dari tangan Donghae seraya menatap isinya yang berkurang tiga sampai empat teguk. Yoona memicing kearah Donghae. Lelaki itu tampak baik – baik saja. Mungkin apa yang ditakutkannya benar terjadi. Yoona  mulai penasaran apakah dirinya teledor menyerahkan ‘tester’ yang salah.

Ditengah rasa ingin tahu, Yoona berinisitif mencobanya.

Prfftttt

Cairan dari dalam mulutnya tiba – tiba menyembur dan menghujani lantai. Mata Yoona membulat. Gadis itu berlari menuju westafle, menyalakan keran air lalu berkumur – kumur disana.

Donghae menghampiri Yoona, bersandar disamping meja dapur selagi melipat kedua tangannya, “Butuh saran, Nona?”

Yoona mengusap – usap wajahnya dengan air lalu menatap lelaki itu. Detik ini Ia berharap bahwa pertemuannya dengan Donghae hanyalah mimpi. Sialnya tidak ada yang berubah, Donghae tetap disana dan kini tatapan lelaki itu seolah bersorak diatas kekalahannya.

Bibir Yoona terangkat hendak memuntahkan sederet kata yang serasa memanas diujung lidahnya namun tindankan itu urung  ia lakukan. Yoona lebih berselera memalingkan wajahnya tidak sudi.

Suara gelak Donghae benar – benar membuat Yoona mual kali ini.

“Apaaa kau berniat melakukan inovasi? Kalau memang seperti itu, dengan senang hati aku harus mengatakan ini; jangan sekali – kali mencampurkan garam dan bumbu balado kedalam minumanmu. Ah… tapi tidak juga. Mungkin kau sangat kesal padaku atas semua yang terjadi. Ketimbang berinovasi, sepertinya kau lebih terobsesi balas dendam, ya?”

“M-mwo?” Kedipan mata Yoona berubah kaku. Gadis itu terpatung usai menoleh.

Donghae berdiri didepan Yoona seraya mencondongkan wajahnya menjangkau telinga gadis itu, “Lain kali gunakan isi kepalamu dengan benar kalau mau mengerjaiku.”

Suhu tubuh Yoona meningkat drastis. Tatapannya yang nyalang menyorot tajam kearah Donghae. Lelaki itu tersenyum santai seolah gadis dihadapannya tidak berarti apa – apa. Emosi Yoona tertumpah ruah mengingat betapa sombongnya dia.

“Dasar lelaki menyebalkan, bodoh ! bodoh ! bodoh !” umpat Yoona mengarahkan pukulannya bertubi – tubi menjumam bagian dada dan bahu Donghae. Secepatnya Donghae mencengkeram pergelangan tangan Yoona menahannya agar tidak membabi buta.

Yoona berupaya lepas dari jeratan Donghae, namun rupanya tenaga lelaki itu jauh lebih kuat dari pada yang ia bayangkan. Yoona geram dengan semua yang menimpanya belum lagi jika setelah ini Ia harus menghadapi caramah kakaknya, Gadis itu berdesis frustrasi, “Untuk apa kau memboyong keluargamu kesini dan membuatku hampir terkena serangan jantung hah?!”

Rahang Donghae mengeras. Lelaki itu memfokuskan tatapannya kearah mata Yoona. Keputusan yang salah karena Ia sempat tertegun oleh kejernihan mata itu, namun ditepisnya mati – matian,  “Yoona-ssi, aku sudah berkata  sebelumnya, tidak ada waktu untuk menunda – nunda pernikahan ini. Aku… Aku juga sama sepertimu. Aku tidak suka sesuatu yang mendadak seperti ini tapi kembali lagi, keadaan  membuatku terpaksa melakukannya.” Donghae menahan napas ketika rasa ketidakpercayaan itu semakin bergerumul diwajah Yoona.

Untuk yang kesekian kalinya, Donghae menjelaskan, “Asal kau tahu, meyakinkan mereka kemari tidak segampang yang kau pikirkan. Aku harus memohon – mohon dan membujuk Sehun untuk membantuku. Aku susah payah mengarang cerita gadungan tentang hubungan kita, bahkan aku harus membuatnya terdengar dramatis.”

“Memangnya siapa yang menyuruhmu? Siapa yang menyuruhmu mengarang cerita menggelikan itu lalu seenaknya saja memanfaatkan kepolosan anak kecil untuk mengibuli mereka? Siapa?” tantang Yoona memajukan wajahnya.

“Tidak ada yang menyuruhku.” Sambar Donghae, “Aku melakukannya atas inisiatif sendiri.”

Cengkramanan tangan Donghae yang beberapa saat lalu memenjara lengannya serasa mengendur. Yoona menghempaskan cengkeraman itu dalam sekali napas lalu menatap Donghae lamat – lamat, “Disitu masalahnya, kau melakukannya tanpa mempertimbangkan perasaanku.”

“Lalu kau mau apa? Kau mau aku mengulang waktu untukmu?”

Yoona hendak menyanggah namun otomatis diurungkannya mengingat sesuatu yang tidak masuk akal itu.

“Oh ya berbicara soal perasaan, kau sudah berkali kali menendangku tanpa perasaan, lalu  apakah itu pantas disebut wanita berperasaan ?”

Yoona mendelik. Sepasang tangannya lantas mengepal dikedua sisi tubuh. Lelaki ini memang minta dihajar.

“Permisi, aku harus mengantar teh ke ruang tamu.” Putus Yoona menarik oksigen sekaligus menelan semua kekesalannya. Ia bisa gila kalau terus – terusan berdebat dengan Donghae.

Donghae tidak membiarkan gadis itu pergi begitu saja. Donghae menarik lengan Yoona ketika gadis itu berbalik badan. Tubuh Yoona berputar mendadak. Kedua matanya sontak membulat karena selain terkejut,  kakinya juga menyerempet juntaian hanbok dan…

Sepasang tangan kekar menahan pinggangnya. Yoona meraba debaran  jantungnya yang berganti menjadi  suara ledakan. Sekali sambar, tangan Yoona mencengkram kerah kemeja lelaki itu sebelum dirinya sendiri ambruk menimpa lantai. Yoona mengunci pegangannya diseputar leher Donghae dan mencoba bertahan  dengan susah payah. Dan betapa napasnya menggila ketika wajah lelaki itu  berhenti kurang dari sejengkal menyentuh wajahnya. Yoona berusaha mamalingkan pandangannya tapi semua percuma. Apakah dia sedang tebar pesona dengan tatapan teduhnya itu?

Donghae menarik pinggang Yoona. Hembusan napas lelaki itu semakin jelas menyapu wajahnya. Yoona sendiri tidak mengerti kenapa tubuhnya bereforia menyambut perlakukan itu. Segala kepanikan, rasa tidak suka dan perasaan negatif lainnya hilang dalam sekejap. Yoona menenggak ludah dan mengerjap keawang – awang.

“A-aku sudah mengatakannya padamu bahwa kontak fisik dilarang.” Peringat Yoona memberanikan diri sebelum apa yang ditakutkannya terjadi.

Bukannya menjauh, Donghae semakin memangkas jarak diantara wajah mereka. Yoona merasa kebodohannya membengkak. Kalau tidak mana mungkin Ia membiarkan lelaki itu berbisik ditelinganya, “Seandainya kau tidak menentang peraturan kontrak yang berbunyi bahwa ‘kau akan mematuhi semua perintahku’, aku juga tidak akan berbuat sesuatu yang melanggar perjanjian fisik itu. Kita harus impas, bukan ? Kau melanggar perjanjian dariku, aku juga akan melanggar perjanjian darimu begitu sebaliknya.”

Sentuhan lelaki itu sudah berada diluar batas kewajaran. Yoona hanya mampu berdiri kaku merasakan napas Donghae yang menyapu sekujur telinganya dan merembet keseluruh tubuh. Gadis itu bergidik merasakan sesuatu yang menggelenyar bagaikan tersengat listrik.

“Jadi, kumohon lakukan ini untukku, Yoong.”

Yoong? Panggilan itu terdengar manis tapi sayangnya akan berubah menyebalkan ketika yang mengatakannya adalah dia.

Tidak ada waktu lagi mencegah sesuatu yang buruk. Yoona mendorong tubuh Donghae seraya menegaskan, “Menjauh dariku.”

“Tidak,” Donghae menahan lengan Yoona, “Aku tidak akan berhenti sebelum aku mendengar sendiri persetujuanmu dan tidak akan ada lagi pemberontakan apalagi aksi kabur – kaburan seperti tadi.”

Yoona menatap Donghae sengit. Yoona bisa mendunganya, tanpa persetujuan apa pun Donghae akan tetap melanjutkan permainannya yang diluar akal sehat. Jadi apa lagi yang harus ia lakukan?

“Arti diam seorang wanita ialah tanda persetujuan, begitulah yang kupahami selama ini.” gumamnya tepat didepan wajah Yoona.

“M-mwo?”

“Oke, kupikir tidak ada masalah. Aku yakin kita berdua akan menjadi partner yang baik, Nona.”

Donghae mundur keposisi semula. Lelaki itu mengulurkan tangannya,  “Kau pasti setuju denganku, kan?”

Yoona menghembuskan napas panjang usai terbebas dari kekangan yang menjeratnya. Gadis itu memilih pergi. Ia  berjalan melewati Donghae, tidak menghiraukan uluran tangan lelaki itu.

“Kau mau apalagi?” Protes Yoona  mengguncang lengannya yang sekali lagi ditahan oleh lelaki itu.

“Sebentar.”  Donghae membawa gadis itu berhadapan dengannya. Donghae lupa kalau sebelum ini ia pernah bertanya – tanya kenapa harus Yoona yang menjadi istrinya, meskipun itu hanya istri gadungan, padahal didunia ini banyak perempuan lain yang lebih berkelas. Apakah hanya didasari oleh permintaan Sehun? Lalu kenapa Ia dengan mudah menyutujuinya ?

Awalnya Donghae mengira gadis itu memiliki sihir untuk memikat orang – orang disekitarnya. Hingga seiring berjalannya waktu Donghae mulai menemukan jawaban rasional atas pertanyaannya. Sejak dulu Ia selalu menghindari ulat bulu karena mereka tidak menarik sama sekali, tapi semakin kesini ia mulai mengerti, bahkan seekor kupu – kupu yang cantik dan memiliki warna – warni yang indah berasal dari ulat bulu. Sayangnya sebagian besar keindahan kupu-kupu itu berkelana entah kemana.  Tidak ada seekor pun yang tersisa disini. Dan ketika kupu – kupu sangat langka maka tidak ada salahnya jika seseorang menggantinya dengan ulat bulu.

“K-kenapa kau menatapku seperti itu?” Yoona memundurkan wajahnya sebagai reaksi atas tatapan lelaki itu yang kian seduktif.  Donghae mengamati Yoona dari bawah keatas, begitu seterusnya hingga bibirnya menggumamkan sebuah kesimpulan.

“Ulat bulu berubah menjadi kupu – kupu….  Hmmm awal yang bagus, tidak ada kupu – kupu ulat bulu pun jadi.” Lelaki itu manggut – manggut sendiri. Garis lengkung dibibirnya menggoreskan seringai sebelum akhirnya lelaki itu meninggalkan Yoona yang terpatung ditempatnya.

Yaakk ! Ulat bulu? Siapa yang ulat bulu?!

………………

Malam ini adalah pembukaan dimana hidupnya akan berubah. Yoona sendiri yakin dengan keputusannya. Sandiwara ini tidak akan berlangsung lama. Ia hanya perlu bekerja menjaga Sehun dan setelah itu Ia akan pergi menikmati pundi – pundi won yang berhasil dikeruknya dari pekerjaan itu.

Sekarang ini Ia bukan lagi Im Yoona yang bebas memakai pakaian apa pun seperti dulu, Ia bukan lagi seorang gadis yang bebas berkelantungan kesana – kemari, apalagi menggonta – ganti warna rambutnya sesuka hati. Sebentar lagi Ia akan menjadi sosok yang berbeda sebagai istri Lee Donghae.

Ternyata mempersiapkan hari pernikahan sebagai calon istri Lee Donghae benar – benar menguras tenaga, meskipun kenyataannya Yoona tidak berlari kesana kemari tapi kewajibannya untuk melakukan sesi pemotretan selama lebih dari dua jam adalah mimpi buruk. Rasanya Yoona ingin kabur dari orang – orang itu apalagi ketika Ia diharuskan mencoba berbagai model gaun pengantin yang beratnya bisa mencapai belasan kilo membuat kepalanya berdenyut.

Tinggal menunggu beberapa menit lagi. Yoona diduk diatas sofa mengenakan gaun pengantin serba putih yang menumpuk disekeliling tubuhnya. Dari kejahuan Ia bisa menengok pantulan dirinya sendiri melalui cemin besar yang berdiri tidak jauh dari tempatnya duduk. Riasan elegan mewarnai setiap lekukan diwajahnya  membuat Yoona tidak mempercayai bahwa seorang wanita berambut kepang tergelung itu ialah dirinya sendiri. Yoona mematut wajahnya didepan cermin, mengamati setiap sisinya.

Tepat sekali. Selama ini ia tidak pernah meragukan bahwa dirinya memang cantik.

yoona slc

“Kau sudah siap?”

Suara dari arah belakang menyita perhatian Yoona. Gadis itu menoleh, “Eonnie?”

Boa bersandar dipermukaan kursi yang diduduki Yoona seraya melipat kedua tangannya. Boa terdiam beberapa saat membiarkan hening mengisi kekosongan diatara mereka hingga akhinya menghela napas panjang, “Yoona, kuperingatkan padamu jangan sekali – kali mengeluh dengan jalan yang kau pilih sendiri. Kau harus mampu mengahadapinya tanpa Eonni. Eonnie membelamu kemarin bukan berarti Eonnie sudah menyetujui keputusannmu menerima pekerjaan ini. Eonni melakukannya semata – mata untuk membela harga diri keluarga. Itu saja.” Boa membalas tatapan Yoona ketika raut wajah adiknya menegang.

“Mungkin setelah ini ada banyak pihak diluar sana yang lebih menyeramkan ketimbang nenek Donghae yang hanya menanyakan profesimu, ingat itu.”

Boa mengangkat bahu ketika tidak menerima tanggapan dari adiknya. Diantara jeda obrolan mereka, ingatannya terketuk oleh sesuatu, “Oh ya ini.”

Alis Yoona terangkat menanggapi selembar amplop emas berpita yang disodorkan kepadanya,“Apa ini?”

“Undangan pernikahanmu.” Jawabnya, Boa menarik sudut bibirnya ketika Yoona tidak bereaksi,  “Kau tidak mau melihat bagaimana wajahmu di undangan resepsi kalian?”

Yoona meraih amplop itu dan membuka isinya. Tepat sekali, benda ini adalah undangan pernikahannya. Foto dirinya dan seorang lelaki bernama Lee Donghae yang  tercetak didalam undangan membuka kenyataan bahwa semua ini bukanlah mimpi.

yh sweet sns

“Resepsinya besok siang, tapi untuk sekarang ini kau hanya perlu fokus dengan prosesi pemberkatan nanti. Aku sangat berharap kau bisa menyelesaikan  acara pemberkatan malam ini dengan baik, Yoona.”

Mendengar penuturan kakaknya, Yoona tersenyum yakin, “Jangan hawatir Eonni, aku pasti bisa menghadapinya.”

………………

Pintu gerbang sebuah gereja terbuka. Gaun putih mengembang dengan ekor panjang menjuntai bebas mengukir jejaknya menyusuri karpet merah, membalut gadis anggun yang berjalan  menuju altar. Didepan sana telah menunggu sang pengantin pria dengan tuxedo hitamnya. Seorang wanita menggenggam tangan gadis itu sekaligus menuntun langkah kakinya menuju acara prosesi dimana awal mula kehidupan baru akan Ia lalui. Wanita yang menuntunnya  mengatur langkah mereka dengan hati – hati seiring instrumen lagu romantis yang menyertai langkah itu. Dia adalah Boa, sang kakak yang selama ini menjaganya usai kedua orang tua mereka meninggal dan akhirnya mereka hanya hidup berdua di Seoul jauh dari keluarga besar mereka di Busan yang kebanyakan memilih bertani dan cenderung menghindari hiruk pikuk suasana di kota Seoul. Boa kakaknya, salah satu  orang yang mengetahui kepura – puraan ini, termasuk Park Jungsoo pengacara Sehun, dan bocah itu tentu saja.

Disamping kanan kirinya berjejer para tamu undangan yang memenuhi kursi. Mereka adalah tamu yang terpilih diantaranya keluarga Donghae dan beberapa rekan bisnisnya. Yoona juga mendapati beberapa sepupunya dari Busan, meski tidak terlalu dekat namun Yoona masih mengenali mereka. Kini orang – orang itulah yang secara langsung menjadi saksi berlangsungnya acara sakral yang dipenuhi kebohongan.

Sekarang tibalah dimana Donghae meraih tangannya, menghantarkan mereka berdua kehadapan altar sementara didepan mereka telah berdiri seorang pastur yang siap melakukan pemberkatan.

“Lee Donghae-ssi, bersediakah saudara dihadapan Tuhan menerima Im Yoona sebagai istri yang akan mendampingimu, menjadi pasangan yang akan melindungi, menghargai dan mengasihi satu sama lain, setia selamanya dalam keadaan suka maupun duka, sehat atau pun sakit, kaya mau pun miskin, bersama – sama mengarungi waktu didalam naungan kasih Tuhan hingga maut memisahkkan ?”

“Ya saya bersedia.” Ucap Donghae dalam sekali napas.

Yoona terkesiap. Wajahnya yang dipenuhi tudung berbahan tile berpaling otomatis. Disaat seperti ini Yoona dihebohkan oleh debaran jantungnya sendiri ketika dengan berat hati ia harus melawan ingatannya mengenai janji sakral mereka dihadapan Tuhan yang semata – mata hanya kepalsuan, lalu bagaimana bisa lelaki itu menjawab dengan begitu yakin?

Ya Tuhan maafkan hambamu ini…

“Im Yoona-ssi,”  panggil sang pastur tidak lama kemudian. Yoona menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan – lahan. Dalam hitungan jari, gadis itu menelan ludah sekaligus kegugupannya.

“Bersediakah saudari dihadapan Tuhan menerima Lee Donghae sebagai suami yang akan mendampingimu, menjadi pasangan yang akan melindungi, menghargai dan mengasihi satu sama lain, setia selamanya dalam keadaan suka maupun duka, sehat atau pun sakit, kaya mau pun miskin, bersama – sama mengarungi waktu didalam naungan kasih Tuhan hingga maut memisahkkan ?”

Membutuhkan waktu lebih dari lima detik sebelum gadis itu menjawab, “Y-ya saya bersedia.”

“Baiklah dengan ini atas seizin Tuhan kalian resmi menjadi sepasang suami istri.” Ucap sang pastur lalu menambah, “Silahkan bertukar cincin dan kasih.” Pastur itu tersenyum.

Mereka berputar saling berhadapan. Donghae  menyibak tudung yang menutupi wajah Yoona. Lelaki itu terpaku beberapa saat hingga wajah Yoona yang dipenuhi isyarat  membuyarkan dunia khayalnya yang hampir menguasai diri..  Sontak diraihnya sebuah kotak beludru merah dari seorang gadis cilik penggiring pengantin yang sejak tadi berdiri menyodorkan.

Donghae membuka kotak beludru itu. Fire diamond yang menyala berpendar menyambutnya. Lagi – lagi berlian itu membawa ingatannya menuju binar – binar dimata Yoona. Binar – binar yang menaburi mata gadis itu, polos bersih tanpa noda. Entah apa yang terjadi, tiba – tiba Donghae kehilangan nyali menatap mata gadis itu disamping keinginannya untuk tidak berpaling sedikit pun. Sepanjang acara sakral ini berlangsung tubuhnya justru bergejolak tanpa henti. Donghae menahan gelenyar aneh yang menjuntai beberapa saat lalu, Ia berusaha menyembunyikan semua kegugupan yang bersarang namun sayang, banteng kokoh yang dibangunnya tidak bertahan lama, keberanian lelaki itu berhamburan bagaikan tersobek – sobek. Prinsip wibawa yang selama ini dijunjungnya tergoyahkan begitu saja dihadapan gadis itu, seorang Im Yoona… Gadis yang detik ini telah resmi berganti nama menjadi Lee Yoona.

Perempuan sinting mana didunia ini yang tidak meleleh ketika ditatap seperti itu oleh seorang lelaki dihari pernikahannya, tatapan lelaki itu mendalam sukses menguliti iris matanya, juga fokus mata yang membidik searah menegaskan bahwa dirinyalah satu – satunya pusat perhatian lelaki itu didunia ini. Yoona terhanyut oleh keteduhan yang menghujani sampai – sampai lupa dengan tujuan pernikahannya.  Tapi… Lagi – lagi Yoona tidak mengerti dengan jalan pikiran Donghae. Gadis itu berkomat – kamit selagi mengulum kata – katanya, ‘Cepat pasang cincinnya, apalagi yang kau tunggu?’

Donghae kembali dikejutkan oleh isyarat Yoona. Lelaki itu bergeleng usai tersadar sepenuhnya. Donghae menatap sepasang cincin didalam kotak beludru yang digenggamnya. Ia meraih salah satu cincin berdesain sederhana namun tetap memancarkan aksen feminim usai kemudian dikembalikannya kotak itu ketempat semula. Donghae meraih tangan kiri Yoona, mengangkat jari manis gadis itu perlahan –lahan menyambut sebuah cincin berlian yang sebentar lagi akan melingkar disana.

~Tring ~ tring ~ tring

Ya Tuhan jangan bilang… bunyi apa itu?

Donghae dan Yoona saling berpandangan menyuarakan pikiran mereka yang mulai dirasuki kepanikan. Gemerincing yang memantul – mantul barusan, jelas bahwa benda itu sejenis logam.

Para tamu undangan sibuk beropini dibelakang mereka mempertanyakan apa yang terjadi dengan pasangan pengantin dihadapan mereka yang hanya berdiri tanpa melakukan apa pun. Kebanyakan para tamu mencondongkan wajah keberbagai sisi mencari tahu keadaan sebenarnya didepan altar.

Donghae menatap kesepuluh jemarinya yang bergetar kaku.

Cincin… dimana cincinnya ?!

Sepasang pengantin itu sibuk memandangi lantai. Yoona sedikit bergeser kekanan dan kekiri, namun cincin itu tidak kunjung ditemukan. Yoona semakin panik. Donghae  tiba – tiba menggenggam lengannya sekaligus menginterupsi, “Yoong jangan banyak bergerak, aku yakin cincin itu menyangkut dibawah lapisan gaunmu.”

“M-mwo?” Yoona mencerna dugaan Donghae, gadis itu terkekeh memikirkannya, “Lapisan apa yang kau maksud hah?” Tatapan Yoona menyusuri sekelilingnya. Pembahasan ini terdengar aneh jadi gadis itu sedikit merendahkan suaranya,  “Asal kau tahu gaun ini saja sudah terpasang sembilan lapis?!”

“Bahkan jika itu seratus lapis aku akan  mencarinya sendiri, sekarang yang perlu kau lakukan adalah diam ditempatmu.”

Donghae berjongkok tanpa basa – basi lagi Ia mencari cincin  itu. Kedua tangannya bergantian menyibak gaun Yoona, mengangkat lapisan yang menghalangi satu demi satu. Donghae meraba – raba lantai sesekali mengintip sesuatu dibalik gaun Yoona yang berlapis – lapis. Otaknya berputar mengira – ngira keberadaann cincin itu. Donghae yakin tempat jatuhnya cincin itu tidak jauh – jauh dari sini. Lagi pula cincin fire diamond memancarkan cahaya, akan mudah menemukannya jika saja benda itu jatuh ditempat terbuka. Tapi sekarang? Bahkan tidak ada tanda- tanda apa pun jadi sudah bisa disimpulkan, pasti benda itu menyangkut dibawah gaun Yoona.

“Aishhh ! Mana? Katanya kau pintar, lalu apa ini? Memasang cincin saja kau tidak becus…” keluh Yoona bersungut – sungut. Tidak jauh berbeda dengan kebanyakan tamu undangan, pastur dihadapan mereka juga tampak kebingungan  sendiri menghadapi sepasang pengantin dihadapannya, mereka malah sibuk memperdebatkan sebuah cincin yang hilang. Lama kelamaan wajah pastur itu harap – harap cemas menanti kabar dari pengantin pria. Sekian menit berlalu sang pengantin pria kelihatannya masih betah bergerayang dibawah lapisan gaun milik pengantin wanitanya.

Yoona terus mendesak Donghae agar secepatnya menemukan cincin itu. Sementara dibawah sana lelaki itu sibuk dengan dunianya sesekali menggerutu, ‘ya aku juga sedang berusaha… tahan sedikit…’

“Omo kelihatannya pengantin prianya sudah tidak sabaran…”

Desas – desus aneh yang bertebaran diantara kursi undangan mengalihkan perhatiannya. Yoona menggerling penuh prasangka. Apa maksudnya? Sudah tidak sabaran? Tunggu…  Yoona memicing seiring pendengarannya yang mulai meraba – raba bisikan – bisikan serupa yang berdatangan…

“Hmm kalau sudah seperti itu, pihak wanita harus memiliki stamina yang kuat.”

“Apa yang sedang dilakukannya? Dia mengajak istrinya perang atau apa? Sungguh menggelikan…”

“Lucu ya… mungkin saja pengantin prianya sudah tidak tahan kkkkk…”

Yoona menarik napas panjang, ingin secepatnya menghilang dari tempat ini karena sudah terlalu memalukan baginya mendengar bisikan – bisikan itu. Ia meredam semuanya didalam hati namun semakin memikirkannya wajah Yoona bertambah merah padam. Tuhan, inikah yang disebut dengan… azab?

“Yahhh akhirnya aku berhasil !!!”

Lelaki itu bersorak seperti barusaja muncul dari dasar laut. Semua mata menyambutnya termasuk Yoona yang perlahan – lahan menjatuhkan wajahnya.

“Kyaaaaaaaa…”

Bughhhh

Tubuh Donghae terlempar ngilu merasakan tendangan Yoona yang tiba – tiba menghantam pinggangnya. Kendali tubuh Yoona  benar – benar lenyap ketika Donghae secara refleks mengangkat gaunnya tinggi – tinggi. Yoona tidak menyangka bahwa kebodohan lelaki itu akan kambuh disaat – saat seperti ini. Demi merayakan keberhasilannya karena menyelamatkan sebuah cincin, lelaki itu membiarkan dirinya sendiri berbuat sesuka hati… tentu saja Donghae harus ingat bahwa sekarang ini ia tengah berhadapan dengan gaun seorang gadis !  Donghae harus menanggung akibat dari perbuatan tercelanya itu segaja atau tidak disengaja.

Sebagian besar hadirin mendukung upaya antisipasi Yoona, sisanya berbisik – bisik bahkan tertawa. Yoona mehanan kegeramannya bulat – bulat. Sesungguhnya gadis itu pantang mempergunakan ilmu bela dirinya untuk hal – hal yang tidak penting tapi kalau dipikir – pikir tendangan itu belum sepadan ketimbang rasa malunya.  Donghae pantas menerima lebih dari ini untuk membayar kebodohannya mengekspos kaki jenjang seorang gadis sembarangan.

“Omo omo ! dimana cincinnya ?” Mata Yoona membulat ketika menyadari cincin itu tidak berada ditangan Donghae.

Donghae beranjak membenahi posisinya, lelaki itu berdiri tanpa kendala. Entah kenapa diantara kepanikan itu Yoona lega karena Donghae baik – baik saja pasca kejadian memalukan itu. Lagi pula kenapa juga dirinya sehawatir ini? Yoona merasa tendangan itu tidak terlalu keras mengenainya.

“M-Mian…aku tidak sengaja.” Yoona berbicara sambil terus mencari keberadaan cincin itu. Donghae juga melakukan hal yang sama, ia lalu mencari-cari disekitar kursi tamu. Sepertinya tendangan yoona membuat tangannya refleks melempar cincin itu.

“Omo ada apa lagi ini?” suara-suara kebingungan kembali terdengar. Melihat kedua pengantin yang sibuk mencari-cari sesuatu disekitar kursi tamu akhirnya mereka juga ikut mencari benda yang mungkin saja ada di bawah kursi masing-masing.

“Apakah benda ini yang kalian cari?”

Gadis berambut panjang terurai mengenakan dress putih elegan memecah keributan yang terjadi. Pandangan orang-orang terarah pada gadis itu. Hingga mereka menyadari cincin berlian dengan cahaya kemerahan yang digenggamnya. Donghae dan Yoona terperangah menatap benda itu.

“Oppa, cepat ambil cincinnya.” Yoona memekik senang akhirnya benda yang menjadi penyebab keributan berhasil ditemukan.

“Yaak, apa yang kau tunggu ! Cepat ambil.” Yoona mengguncang – guncang Donghae yang mendorong lelaki itu beranjak pergi setelah sebelumnya ia hanya mematung melihat siapa yang menemukan benda itu.

“Bukankah dia…perempuan yang di rumah sakit kemarin, siapa namanya? Yu..ki atau Yu hwi…”

“Gomawo, Yuri-ssi” Ucapnya datar yang dibalas dengan senyuman manis oleh perempuan itu. Donghae lalu  segera berbalik menuju altar kemudian melanjutkan prosesi bertukar cincin yang sempat tertunda karena berbagai kejadian konyol. Pengulangan prosesi ini tentu saja dimanfaatkan Donghae dengan sebaik-baiknya. Kali ini ia lebih bisa mengendalikan dirinya walau dengan sedikit menunduk dan sebisa mungkin mengatur pandangan matanya agar tidak menatap mata gadis itu terlalu lama.

Tepukan tangan dari para hadirin mengakhiri prosesi penukaran cincin yang berjalan sukses dan menandakan bahwa cincin pernikahan itu telah terpasang pada masing-masing jari manis kedua mempelai.

Yoona menyaksikan semua hadirin berbahagia termasuk Donghae yang kini tersenyum penuh kebahagiaan atau pura-pura bahagia, ia tidak peduli. Yang jelas ada sesuatu yang mengganggunya. Ekspresi datar dan mematung Donghae beberapa saat lalu, sama seperti yang ia tunjukkan sewaktu di rumah sakit ketika bertemu dengan perempuan itu.

Aneh, kenapa aku tidak suka melihat adegan tadi?

“Yoong, tersenyumlah !” Donghae berbicara tepat ditelinganya bahkan iya bisa merasakan hembusan napas lelaki itu yang membuatnya bergidik.

“Tidak mungkin ! Pasti ada yang salah denganku…” Yoona membatin masa bodoh kemudian memberikan senyum terhangatnya dengan tulus atau terpaksa, lagi – lagi ia tidak peduli.

Usai mengarungi janji suci dan bertukar cincin, tibalah prosesi selanjutnya… prosesi yang selalu dinanti oleh semua orang…

“Dengan ini kalian sudah terikat satu lain dan hanya Tuhanlah yang dapat memisahkan kalian. Dan kini kami persilahkan pengatin pria menunjukkan cintanya kepada pengantin wanita.”

Komando dari sang pastur mengundang tatapan mereka saling berbicara. Yoona tidak mau membohongi dirinya bahwa saat ini aliran darahnya berpacu. Gadis itu seolah kehilangan upayanya melakukan apa pun kecuali memejamkan mata.

Donghae terdiam beberapa saat hingga wajahnya memutus jarak diantara mereka. Yoona mengira sesuatu akan menyentuh bibirnya sebentar lagi namun tidak demikain.  Dugaan itu melenceng  jauh, Donghae justru  mendaratkan kecupannya dipermukaan kening Yoona. Gadis itu menghela napas lega, paling tidak jantungnya berdetak normal untuk sementara.

Cukup lama bibir Donghae mendarat dikeningnya. Entah bagaimana Yoona memejamkan mata, tubuhnya memanas tiba – tiba dan menggigil disaat bersamaan. Ketenangannya mulai terusik, perasaan apa ini? Mungkin… bisa jadi tubuhnya belum terbiasa menghadapi sensasi menggertarkan atau semacamnya, karena ini adalah sentuhan pertama yang didapatkannya dari seorang lelaki. Ya, Lee Donghae adalah lelaki pertama yang menyentuhnya diluar batas kewajaran.

Yoona berdehem usai mereka berhadapan seperti semula. Katakanlah dirinya sudah gila karena otaknya tanpa henti menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar kecupan dikening. Kau memang sudah gila Im Yoona !!! batinnya memaki. Yoona terpaksa menundukkan wajahnya karena sungguh, ia bingung harus berbuat apa…

~Chu~

Yoona terpatung menyadari kehangatan yang menimpa bibirnya. Benda itu lembut dan basah, berputar – putar menyesap sesuatu dibibirnya hingga sentuhan terdalam. Rasanyaa manis melebihi permen kapas…

Oh tidak… ciuman  sakral pertamanya…

……………

Ditempat berbeda…

“Undangan pernikahan Lee donghae dan… dan  im Yoona ? Apa-apaan ini !” seorang pria paruh baya terlihat sangat geram ketika membaca undangan yang baru saja dibawa oleh wanita dihadapannya.

“Nde oppa , mi-mian aku juga baru menerimanya hari ini, disitu tertulis bahwa resepsi akan diadakan besok dan sebenarnya hari ini.. hari ini telah berlangsung pernikahan mereka  di gereja Seoul.” ungkap wanita itu ragu-ragu .

Pria paruh baya itu kemudian menelusuri satu persatu tulisan diundangan dengan teliti tanpa ada satupun kata yang terlewatkan.

“Tunggu, sepertinya pernikahan ini terlalu terburu-buru. Bagaimana bisa undangan baru disebar hari ini ? sedangkan resepsinya besok ?”

“Nde..itu..itu…. Dari informasi yang kuterima dari ‘orang dalam’, Sehun tidak mau makan jika pamannya tidak menikahi wanita itu hari ini dan lelaki itu juga sudah sangat ingin menikahi kekasihnya. Tapi menurutku ada motif lain dibalik itu semua, informan kita mengatakan bahwa sebenarnya Donghae berencana mengadopsi…Sehun dan mengambil alih namanya.”

“Mwo !!! Dia ingin mengadopsi Sehun ?” pria paruh baya itu memelototkan mata tidak percaya. Laki-laki itu benar-benar pebisnis sejati. Pastinya pebisnis sejati tidak akan melewatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. “Dia sangat pintar. Untuk laki-laki seusianya dia sangat pintar tapi bagaimanapun juga dia tidak boleh lebih pintar dariku.”

“Nde oppa sepertinya dia ingin menjadi wali sehun dan berusaha mengambil alih kepemimpinan SM Media group melalui anak itu.”

“Sial, kalau sudah begini rencana awal kita mengembalikan Sehun kepada keluarga Kim gagal dan aku akan kehilangan modal untuk berkampanye sebagai calon walikota. Dibandingkan pihak keluarga kim yang mudah dikendalikan, Donghae anak itu sepertinya tidak dapat dipengaruhi. Kecuali…”

Wanita itu mengerutkan kening sedangkan pria paruh baya dihadapannya berpikir sembari memancarkan aura kelam dan sinis penuh ambisi.

“Im Yoona, siapa dia ? apakah dia ada di pihak kita ?”

“Tidak.” bantah wanita itu, “Menurutku dia hanyalah sampah yang mudah disingkirkan.”

Tatapan Wanita itu menajam ketika benaknya  dipenuhi bayang – bayang gadis bernama Im Yoona. Kenapa lagi – lagi harus dia ?! Berbagai usaha telah ia lakukan untuk menaruh wanita didekat Donghae. Awalnya ia berpikir bahwa dengan adanya wanita dipihak mereka yang dekat dengan donghae maka mereka dapat dengan mudah mengetahui rencana donghae yang saat itu memegang kendali atas hati Sehun. Tapi sepertinya usahanya sia-sia. Kini laki-laki itu telah menikah dan sehun secara hukum akan berada dibawah kendalinya.

“Yak kau benar-benar tidak berguna ! bukankah kau dan Nyonya Lee berada dalam satu lingkungan kerja ? kenapa kau tidak berhasil merekomendasikan wanita-wanita cantik yang bisa bekerja sama dengan kita kepada ibunya, aishhh.”

“Itu, aku juga sudah melakukannya, tapi semua wanita yang kurekomendasikan berakhir dengan penolakan.”

“Dan kenapa kau bisa melewatkan wanita yang dekat dengan Donghae ? hah ? bukankah  kau bilang, pria itu tidak dekat dengan wanita manapun ?!!!

“Iya itu benar, setahuku memang begitu, aku sudah menyelidikinya.. dulu Donghae memang sempat dekat dengan seorang wanita tapi namanya bukan Im Yoona tapi Kwon Yuri, anak dari Kwon Jung Nam. Mianhae ini salahku, aku kebobolan..” wanita itu menunduk sesal tidak berani mendongakkan kepalanya.

“Selidiki wanita itu, apa motifnya menikah dengan Donghae. Walaupun dia kekasih lelaki itu tetap saja cari tahu apakah dia bisa dipengaruhi dan diajak bekerja sama. Dan sekarang, sebaiknya kita memikirkan metode apa lagi yang bisa kita pakai.”

“Nde oppa, kali ini aku akan melakukan yang terbaik.” wanita itu berucap dengan yakin dan tegas.

Tiba-tiba suasana menjadi sunyi, kedua orang itu sibuk berpikir untuk beberapa menit dan bingo… tiba-tiba sebuah ide tercetus didalam benak pria itu…

“Jika keluarga kim tidak bisa mengambil Sehun secara hukum maka kita akan membuat Donghae menyerahkan anak itu secara sukarela, halus ataupun kasar. Kita sudah berjalan sejauh ini bahkan Kim Jong Woon sudah berhasil disingkirkan. Kita harus melanjutkan ini atau berakhir menggenaskan. Rencana akan kususun dan akan kukirimkan pada orang-orang kita.”

“Kau yang terbaik, Oppa. Aku akan selalu mendukungmu dari belakang dan akan tetap mempengaruhi Tuan Besar Kim Tae Pong.” wanita itu memancarkan tatapan ambisiusnya walaupun dengan keanggunan yang luar biasa.

“Ingat impian dan ambisi yang telah kususun bergantung pada siapa yang memimpin perusahaan media itu, apapun harus kita lakukan.” Wajah kesungguhan terpancar dari wajahnya dan sembari memainkan pulpen lelaki paruh baya itu menambahkan “Oh ya, bersiap-siaplah mengadapi presdir baru, Donghae pasti akan mewakili Sehun dan itu berarti akan terjadi pergantian posisi dan perubahan pada perusahaan. Bersikaplah seramah mungkin, jangan sampai menimbulkan kecurigaan.”

“Tentu saja oppa jika itu berhubungan dengan kepura-puraan akulah yang terbaik. Dan masalah kepemimpinan perusahaan media itu, anakku pasti akan mengambil alih kekuasaan itu suatu saat nanti.”

Kedua orang itu lalu menyeringai ditengah kegelapan lampu remang-remang ruangan kerja pria paruh baya itu.

………………TBC………………

sweet legacy copy

Thank You, Ghamsahamnida, Bye bye ^_^

Penulis:

nyanya nyinyi nyonyo :p

75 tanggapan untuk “FF YoonHae – Sweet Legacy Part 5

  1. Aigoo seorang lee donghae begitu grogi mau makein cincin di jari yoona,sampe jatoh gtu hahahahaa ngakak bng baca nya…
    Akhir nya yoonhae udah nikah…
    Tinggal tunggu gmn kisah yoonhae setelah menikah…
    Next jgn lama” author karna gak sabar nunggu kelanjutan nya

  2. Daebakk.. Hae main boyong kluarganya aja tuh k rmhnya yoong.. Untung yoong bisa hdapin smuanya.. Aplgi tntng nneknya hae 🙂 Sehun udah ketularan virus dari hae.. Hae ngajarin sehun bohong :/ ccckck Pernikahan mereka megah tpi diselingi kjdian konyol 😀 Tuh cincin knpa harus jtuh jga sih 😀 Para undangan udh berfikiran lain 😀 Salah hae jga sih,, nyari cincin di lapisan gaun yoong 😀 Kan jdi fiktor 😀 Ohiya.. apa hae blum bisa moveon dari yuri?? Itu yg terakhir siapa.. Istri kdua appanya sehun?? Trus yg cowok?? Slingkuhannya?? Smoga yoong bisa jga diri dan nggk terjdi apa2 sma mereka..

    Next.. Fighting eonni 🙂 Cpetan yah dilanjutin 😀

  3. kayak nya udah mulai ada getar2 cinta nih.
    kocak parah,, masak hae oppa bisa aangkat gaun nya yoona unnie?? next

  4. Akhirnya menikah jg mereka
    Walaupun dgn paksaan donghae
    Siapa lg yg pengen nguasai harta Sehun
    Makin keren
    D tnggu chap sljtnya
    Fighting😊

  5. Yeyyyyy…..makin seruuuuu….
    Yang jahat udah mulai beraksi….donghae ma yoona harus siap” …..
    Lanjut thor

  6. Akhirnya yoonhae nikah jg.
    Duh hae km da2 ja ya.dh oertma bhong lox dia dh pcran ma yoona e pas di hari pmberktan mlh cicinnya dijtuhin e pas ktemu mlh roknya yoona diangkt bnr2 dh hehehe
    Du sp tu yg jht mn dket ma ny.lee ktnya.
    Mdh2an yoona bs ngrlawan tu cwek hehe

  7. yoona hebat banget, baru pertama ketemu aja, udh bisa diterima sama keluarga lee
    senyum” baca reaksi sehun ke yoona, lucu dan polos bgt

    akhirnya yoonhae nikah juga, ngakak baca kejadian mereka di altar, konyol banget, wkkwk
    siapa org yg ada di bagian terakhir?
    bikin takut aja

    penasaran sm kelanjutannya
    ditunggu yaa

  8. daebakk oenni akhirnya yoonhae nikah juga,,aku udh lama bngt nggu mereka nikah trus gimana nnti kehidupan rmh tangga mereka ya?pnsran gimana lanjutnya..

  9. Akhirnya yoonhae nikah juga, pernikahan mereka lucu, konyol dan sweet 🙂 . . . Konyol banget cincinnya sampai hilang dan donghae nyarinya di lapisan gaun yoona dan membuat para tamu berpikiran yg nggak2 …
    Sebenarnya siapa yg mau menguasai harta sehun, yg wanita itu apa ibunya heechul soalnya dia bilang anaknya nanti yg akan memimpin perusahaan, trus yg laki-laki itu siapa? . . .
    Penasaran cepat dilanjut ya eon . . . 🙂

  10. Yehhh akhirnya mereka merried juga ^^
    Ahh gak sabar nunggu chapter selanjutnya yang mungkin bakal nyeritain kehidupan baru mereka .
    Oh iya tadi Adegan pemberkatannya udah sakral loh ehhh malah ada insiden cincin jatoh ,kocak lah jadinya .
    Dua orang misterius ?? siapa ?? kayanya yang cewek ibunya Heechul ya ?? ahhh cepet di next lagi deh makin penasaran dan makin suka pastinya .

  11. kocak pas bagian si donghae masangin cincin knpa dy gugup bgt haha lucu aja liat reaksi dy sebenernya ada hubungam apa antra donghae yuri kok donghae jdi datar gtu. nah itu siapa orang dalem dkluarga lee jadi penasaran next dtnggu chap slanjutnya

  12. Hahaha,lawak bgt pas ongek nyari cincin di bawah baju yuna. .
    Jadi yg sebenar’y jahat tuh bukan keluarga kim ya?
    Oya thor konflik’y jgn terlalu rumit ya,soal’y ini aja aku agak bingung sm silsilah keluarga sehun yg ada tiri2’y gtu..aku gak jago ngapalin nama2’y kecuali yoonhae tentunya,..jgn lama2 lanjutanya ya unn.

  13. aigo yoonhae kalian lucu hahaha… sehun ikutan dalam sandiwaranya wkwk,eommanya donghae suka sama yoona kayaknya neneknya donghae juga suka yah walaupun masih sinis sedikit. donghae masuk gaun yoona ah cam haha, yuri mantannya donghae kah ? next…

  14. akhirnya menikah jg,,,,,
    heeem seorang donghae yg dingin cuek,,,,kalau terpesona ma yoona ,,,semua jd kacau,,,,@da2 aja hahaha aplgi pas cincinnya jtuh bkin ngakak,,,,,
    cpa tuch adjusi2 yg jhat,,,
    g sbar pgen yoonhae moment stlah nikahhh

  15. Finally yoonhae nikah.. tapi pernikahannya konyol haha apalagi pada saat adegan tukar cincin. DH sm yuri itu sebelumnya pernah pacaran atau tdk sih? knp si DH bisa sebaper itu sm yul? kkk~ aaaaa ga sabar liat kehidupan yoonhae setelah menikah pasti ada aja adegan konyol nya hehe. Next part juseyooo unnie fighting😊

  16. yoonhae bener2 tak terduga,adegan d’altar menurutku lucu+konyol
    ak penasaran siapa yg punya niat jahat si??
    oke eonni ak tunggu next chapter yahh

  17. Akhirnya YoonHae nikah cieee…
    Ibu Dongek baik yaa… jd bayangin wajah asli ibunya xD pasti jg ga kalah baik 😊
    Dongek pernah deket ama Yuri? Pantesan dia begono ke yuri 😪
    Itu pas akhiran pasti pihak keluarga kim ya?
    Makin penasarannn… YoonHae honeymoon jg donk hahhah
    Ditunggu lanjutannya~~~

  18. Ada2 aja kelakuan donghae pas di altar 😀 masa cincinnya bisa kebuang begitu.apa donghae gugup juga karena dia bisa nikah sama yoona? Pengen tau hubungan donghae sama yuri di masa lalu deh,kayanya ada sesuatu antara donghae dan yuri.
    Yg paling penting yoona udh nikah sama donghae,mudah2an mereka berdua bisa ngelewatin masalah2 didepannya ^^
    Cepet dilanjut ya thor untuk next chapternya 😉

  19. Akhirnya mereka menikah juga, hahaha tapi lucu pake ada insiden Donghae mau makein cincin ke Yoona tapi cincinya jatuh.

  20. Panjang banget sampai2 aku baca’nya 2hari😁
    Nekad banget Donghae boyong klrga’nya kerumah Yoona
    sebenar’nya YH itu udh suka satu sama lain dari awal ketemu malah tp kekeh banget sok2an tdk tertarik
    wah siapa mereka yg lg membicarakan YH

  21. aduh makin seru aja nih lanjutannya, kira-kira siapa tuh yang mau ngerebut hartanya sehun. next next……

    1. akhirnya yoonhae nikah juga..
      wkwk.. pernikahannya waktu proses tukar cincin gokil banget yaak..
      semoga setelah pernikahan, yoonhae makin deket nd romantis

      ditunggu kelanjutan ceritanya, thor..

  22. Saking gugupnya tuh cincin sampe jatuh. Udah gitu lucu lagi nyari nya di dalam gaun yoona eonni. Gokil nih donghae oppa..^^
    Akhirnya yoonhae menikah juga.Selamat berbahagia ^^
    Tapi penasaran apa yuri mantan nya ya? Sampe donghae oppa bersikap gitu.
    Sepertinya konflik akan segera dimulai dg munculnya tokoh antagonis.
    Ditunggu next chap nya eonni. Tetap semangat n kalo bisa jangan lama2 ya. Hehehe ^^

  23. Annyeong readers baru…. 😄😄😄😄
    Maaf ya Thor kalo part2 sebelumnya nggak dikoment soalnya baru baca 😀😀😀😀😀

    Dibalik sifat urakan seorang yoona ternyata dia orang yang berpendidikan dan punya sopan santun yang tinggi,dan ternyata yoona seorang pelukis???? Hebat….!!

    Aq suka sama sifat dia disini,dan pas di altar setelah mengucapkan sumpah,bikin ngakak…😄😄😄

    Next partnya ditunggu…

  24. donghae oppa bisanya menjatuhkan cincin pernikahannya.. hhiihi.. akhirnya nikah jga yahh yoonhae.. next chap 6

  25. donghae oppa bisanya menjatuhkan cincin pernikahannya.. hhiihi.. akhirnya nikah jga yahh yoonhae.itu di akhir pst org jahat yg mau ambil sehun… makin seru next chap 6

  26. na eonni, ff’nya ceritanya makin seru, makin keren nd bikin penasaran aja..
    akhirnya donghae & yoona nikah juga..
    eonni, itu sehun boleh dong minta mommy nd daddy barunya minta dibuatin adik.. 😁
    ditunggu next chapter’nya na eonni.. ☺

  27. anyeong author, aku new reading..
    iziin reading yaa, thor..
    maaf kalau langsung comment di part 5 ini..

    cerita’nya keren nd seru banget, thor..
    yoonhae nikah juga akhirnya..
    semoga bahagia, awet nd langgeng pernikahannya

  28. anyeong author, aku new reading..
    iziin reading yaa, thor..
    maaf kalau langsung comment di part 5 ini..

    cerita’nya keren nd seru banget, thor..
    yoonhae nikah juga akhirnya..
    semoga bahagia, awet and langgeng pernikahannya..

  29. akhirnya yoonhae nikah juga..
    wkwk.. pernikahannya waktu proses tukar cincin gokil banget yaak..
    semoga setelah pernikahan, yoonhae makin deket nd romantis

    ditunggu kelanjutan ceritanya, thor..

  30. akhirnya yoonhae nikah juga..
    wkwk.. pernikahannya waktu proses tukar cincin gokil banget yaak.. 😆
    semoga setelah pernikahan, yoonhae makin deket and romantis

    ditunggu kelanjutan ceritanya, author..

  31. cantik mungkin ya kalo liat yoona pake hanbok diacara lamarannya donghae yang super dadakan. lucu kalo ngebayangin ekspresinya yoona waktu donghae nyari cincin digaun yoona yang berlapis2, pasti ribet banget itu deh. cie yang dapet first kiss uhuk. next lagi chingu

  32. Ciye akhirnya nikah jugaa😁
    Wkwk bener2 ga ngebayangin betapa awkward nya suasana nikahnya pas cincinnya jatuh,gila2 tengsin bgt itu wkwk😂😂😂
    First kissnya dinikahan sweet bgt💕💖
    Kayanya yoona uda baper meskipun dikit wkwk😂

  33. uwah donghae daebak bawa keluarganya dateng ke rumah yoona buat ngelamar yoona (y) dan senangnya nyonya lee dan halmoninya donghae jg mau menerima yoona 🙂 yeay akhirnya YH resmi menikah, saking geroginya donghae pas mau nyematin cincin ke jari yoona nyampe cincinnya jatuh ke gaun yoona, dan dg bodohnya donghae sampe nyibakin gaun yoona buat ngambil tuh cincin wkwkwk ngakak sumpah =D hadeh knpa tu cincin pas jatuh utk yg kedua kalinya hrus ditemuin sama yuri coba -_- kan tuh donghae jd baper. eh ga nyangka donghae nyium bibir yoona kirain bakal kening doang ternyata bibir jg 😀 btw itu siapa si yg di bagian akhir? orang2 licik pastinya. smoga YH, Sehun bisa menghadapi mreka nantinya

  34. Jadi siapa sebenarnya orang yg bunuh ayah sehun? Dia nyebut keluarga kim brrti dia bkn bagian dri kluarga kim dong. Duh jgn bilang mereka mau celakain yoona sma sehun. Btw tukar cincin paling kocak ya itu,wkwk :V
    lnjut baca,keep writing thor ^^

  35. Hahahaha donghae oppa sampe grogi kya gtu liat mata’y yoona eonni, tmbah lucu dan seru aja, jangan emg bner yg ngecelakain appa dan eomma’y sehun adalah pihak dari keluarga kim sodara tiri ayah’y sehun.

  36. Ngakak banget pas cincin nya jatuh dan jadi bahan omongan tamu yg Dateng 😂
    Konflik-konflik nya udah mau mulai semoga YoonHae saling jatuh cinta beneran

  37. Akhir’y menikah jg..kejadian di hari pemberkatan sungguh enggak diduga…peristiwa mencari cincin yg terselip diantara lapisan gaun pengantin…kwkwkkwkw…donghae ada2 aja
    Orang jahat yg lain lagikah itu??

  38. ealah~
    cincin pake nggelinding segala.. 😂
    kocak..

    btw,, sejauh ini aku menikmati cerita dan suka sama gaya bahasanya kak..
    bikin pen baca terus..
    semangat !! ^^

Tinggalkan Balasan ke yoonhae3015 Batalkan balasan