Title : Princess Cliche
Author : Nana Shafiyah a.k.a Nasha
Genre : Comedy Romance
Rating : PG-13
Cast : SNSD Yoona, Super Junior Donghae
Other Cast : Super Junior Siwon, Eunhyuk, SNSD Sooyoung
Poster : G.Lin @ http://theartlockers.wordpress.com/
Happy Reading ^^
Part 5
Bukan hanya disamping kotak madding, selembaran pabo itu tertempel dibeberapa tempat misalnya sepanjang koridor kelas satu, aula kesenian, papan beasiswa bahkan cermin kamar mandi. Yoona menahan letupan udara dalam dadanya yang kian bergemuruh. Secara membabi buta Ia singkirkan kertas sampah itu dari dinding – dinding menuju kelasnya, satu persatu diremasnya dengan emosi. Yoona melepas almamater yang ia kenakan kemudian memasukkan gulungan selembaran sampah itu kedalam almamater tersebut. Ini pertama kali dalam hidupnya untuk menjadikan almamater sekolah sebagai tadangan sampah. Nobatkan Ia sebagai Siswi terkutuk tapi Sungguh ! Ini tidak akan terjadi kalau bukan karena Eunhyuk !
Setelah almamater seragamnya terisi penuh. Menggelembung akibat tumpukan kertas sialan, Yoona mengikat kedua lengan almamater seolah benda itu adalah gembolan baju Yeoja itu melangkah cepat dan memandang lurus. Dari ekor matanya terlihat bahwa tatapan – tatapan sinis memantul – mantul dari berbagai arah tapi Ia tidak peduli. Beberapa bisikan mulai terdengar dari ujung keujung tentang; ‘betapa malu dan marahnya Yoona’ membaca kabar bahwa dirinya dan Donghae tertagkap basah mengunjungi club malam yang berdampak pada tercorengnya nama baik sekolah.
“Apa liat – liat ?!” gertak Yoona mulai gerah pada seorang siswa yang sedang serius memperhatikannya. Siswa berkepala botak itu langsung tersentak kaget kemudian kabur entah kemana. Payah ! runtuknya sebelum melanjutkan langkah ketempat dimana seharusnya Eunhyuk berada pagi ini.
………………………….
Tiga puluh menit sebelum bel tanda masuk berbunyi, Yoona tampaknya tidak ingin membuang – buang waktu untuk menyerobot masuk kedalam kelas Eunhyuk. Tidak ada sapaan, senyuman hangat ataupun ringisan garing seperti biasa yang ditunjukkan Yoona untuk para sunbae disana. Sampai – sampai ‘teman sekelas Eunhyuk’ yang begitu ingin melihat Yoona pagi ini terpaku ditempat. Secara perlahan senyuman Donghae—yang saat itu hendak keluar kelas—pun menghilang. Sorot mata yang tadinya berkelip tiba – tiba saja meredup. Namja itu mengerutkan kening menatap Yoona dengan wajah datarnya lewat begitu saja tanpa kata. Wajah sumringah Donghae melenyap sambil Ia berpikir kalau Sikap Yoona aneh. Bergegas Ia berbalik, mengekori langkah Yoona dari belakang. Selangkah didepan meja guru, Donghae menahan napas seolah menunggu peristiwa mengejutkan terjadi.
“Eunhyuk Oppa, aku punya hadiah untukmu…” Yoona berkata sambil menarik kedua sudut bibirnya, menatap namja berkacamata yang tengah duduk santai.
Eunhyuk menutup buku yang tengah dibacanya seraya meliukkan alis, “Apa itu?”
Waktu membawa mereka bersitatap dalam diam. Yoona lalu mengairi kebekuan dengan tersenyum. Tersenyum lebar, lebih dari sebelumnya. Senyum maut sebelum ia Menumpahkan tumpukan sampah berupa selembaran berita konyol dari dalam gembolan almamaternya kekepala Eunhyuk.
Tekk… tekkk… tekkk…
Bagaikan hujan dipagi yang cerah, satu persatu remukan kertas bulat mendarat di kepala Eunhyuk. Suasana menjadi bisu sampai seseorang dipojok kelas tertawa singkat dan beberapa orang dalam kelas itu pun tertawa. Ada yang terkikik sambil bersembunyi juga terbahak secara tentang terangan.
“Kau !” Yoona menunjuk wajah Eunhyuk tepat diujung hidungnya, “Kau sudah tahu apa maksud ini semua?!”
Eunhyuk terkekeh, “Aku tidak mengerti apa maksudmu…”
“Tidak mengerti?!” Tanggapnya terkekeh, “Tidak mengerti-atau pura-pura-tidak-mengerti-karena-disini-banyak-o—-”
“Yoona… “ Timpanya, “Kukatakan padamu bahwa setiap perbuatan harus ada pertanggung jawabannya. Jadi sekali lagi kupertegas; kau dengan teman ‘namja-mu’ itu harus bersedia menerima hukuman akibat perbuatan kalian sendiri dengan lapang dada, begitu-kan?” Eunhyuk menarik napas dan bicara lagi dengan nada penekanan, “Nik-ma-ti-lah hu-ku-man-mu…”
“Mwo?” Yoona menatap sengit. Ia menatap langit – langit ketika matanya menghangat, “Kau.. Kau… apa maksudmu berkata seperti itu?! Bagaimana kalau orang tuaku tahu ! Dasar baboya !”
Yoona melempar sebuah tas ransel besar—entah milik siapa— ketubuh Eunhyuk. Wajahnya semakin memerah dan napasnya semakin tercekat ketika berusaha mencerna ucapan Eunhyuk sepanjang tadi. Dari situ, dari nada bicara maupun kalimat yang Eunhyuk ucapkan, Yoona bisa memastikan kalau kesimpulannya tentang Eunhyuk memanglah benar. Satu – satunya orang yang tahu dan berada diantara dirinya dan Donghae malam itu memanglah dia. Seandainya pihak lain yang menyebarkan maka wajah Eunhyuk pun pasti akan terpampang dalam selembaran itu, tapi ini?
“Silahkan keluar dari ruangan ini Nona, sebentar lagi bel berbunyi…” Eunhyuk melirik jam tangannya sambil tersenyum miring kearah Yoona.
Yoona menarik napas dan berbicara lantang, “Baiklah tuan besar dengan senang hati dan jangan harap kau bisa bersenang – senang karena ini. Gamsa.”
Usai Yoona melenyapkan diri dari ruang kelas—yang lagi – lagi tidak sadar akan kehadirannya—-Donghae melangkah kearah meja Eunhyuk dibaris tengah. Ia memungut sebuah remukan kertas dilantai. Dibukanya remukan itu tergesa. Seketika alis namja itu bertaut.
Donghae kembali meremas kertas itu setelah kedua matanya bergerilya serta bibirnya bergerak kecil menggumamkan apa yang barusan ia baca. Sejenak Donghae menghela napas kemudian menatap Eunhyuk datar. Sekilas pandangan mereka bertemu dan kilas berikutnya Eunhyuk memalingkan wajah. Tidak ingin berlama – lama, Donghae bergegas keluar, berharap kalau Ia bisa menemukan Yoona. Namun ketika namja itu sudah diambang kelas, bel tanda masuk tiba – tiba berbunyi. Donghae bergeleng tidak peduli kemudian tetap melajukan langkahnya.
………………
Suasana hening pada saat jam belajar membuat tepakan langkah Donghae terdengar jelas. Namja itu berlari menyusuri tiap – tiap lorong. Ia menyapu pandangannya kesetiap sudut lokasi. Dalam pikirannya terbayang – bayang wajah Yoona ketika melakukan aksi pelabrakan terhadap Eunhyuk sebelum ini. Muram dan seperti ingin menangis. Tidakkah Yoona berpikir tentang betapa khawatirnya Ia? Bukankah seharusnya Yoona menghubunginya atau apa pun, karena Ia juga ikut terlibat malam itu. Mungkin saja karena kehadirannya semalam Eunhyuk menjadi kesal lalu balas dendam dengan menyebarkan gossip konyol layaknya sekarang.
Donghae hampir kehilangan akal ketika mendapati kalau Yoona tidak ada dikelasnya. Sesampai namja itu disana Ia hanya dihadiahi tatapan heran dari teman – teman sekelas Yoona. Pagi – pagi melihat seorang Sunbae ngos – ngosan dengan keringat membanjiri wajahnya berdiri diambang pintu, hoobae mana yang tidak tercengang?
Dari kejauhan Donghae melihat para sosaengnim sudah keluar dari ruangannya untuk menuju kelas mereka masing – masing. Seketika Ia panik dan berusaha memutar balik jalan atau apa pun yang bisa dilakukan agar tidak berpapasan dengan para sosaengnim itu untuk menghindari ceramah mendadak dari mereka kalau kedapatan diluar kelas saat jam belajar.
Dan betapa kagetnya Donghae, disaat Ia berusaha menghindari para sosaengninm, seorang yeoja didepan sana malah berjalan lurus seolah tidak bisa menduga kalau seorang sosaegnim sedang berjalan dari arah berlawanan didepannya.
Donghae lantas berlari menarik tangan yeoja itu untuk berbelok arah. Sosaengnim itu memang tidak menyadari kehadiran mereka, tapi entah mengapa jantung Donghae serasa akan melompat keluar. Ia berpaling menatap wajah yeoja yang berdiri dibelakangnya dan seketika membatu meski diawal Ia sudah curiga bahwa…
“Yoo… Yoona…”
“Donghae sunb… Oppa…”
Yoona menatap Donghae seolah berbicara; ‘kenapa kau disini?’ Donghae bergeleng seraya menelusuri genangan dalam mata Yoona yang memantulkan cahaya. Yoona menggigit bibir bawah. Layaknya mengakui kekalahan Ia menunduk, memperlihatkan tetetesan – tetesan bening yang sedari tadi mengintai jatuh menimpa marmer.
“Mianhae Oppa… Kupikir kau tidak perlu menemuiku lagi, aku yang menyebabkan ini semua terjadi… melibatkanmu padahal… padahal kau tidak ada hubungannya… Seharusnya aku saja yang dihukum…”
“Yoona dengar… “Donghae meraih kedua pipi Yoona lalu berkata, “Aku yang memutuskan untuk membantumu malam itu… Aku yang memutuskan untuk terlibat jadi aku yang akan menyelesaikannya sampai akhir.”
Yoona masih terpaku dalam posisi mendongak. Ia memperhatikan Donghae tanpa kata sampai namja itu menyelesaikan kalimatnya dan tersenyum, “Masalah ini juga masalah — masalah yang lain pasti ada jalan keluarnya…”
“Miann.. Aku.. Aku sedikit cengeng…” Yoona tertawa garing sambil menyeka air matanya kasar. Semakin kuat Ia mengeringkan kedua pipinya, semakin kuat pula dua anak sungai dari bendungan matanya mengalir.
Donghae lantas membenamkan kapala Yoona kedalam dada bidangnya dan bilang, “Aku tidak keberatan kalau kau cengeng. Menangislah…”
Entah sudah berapa menit lamanya Yoona menangis dalam dekapan seseoang. Pertama kali dalam hidupnya, terdamaikan oleh kehangatan lain seperti ini…
Drttt… rtttt….
Donghae menegapkan posisisnya ketika seseorang dari seberang sana menelpon. Diraihnya ponsel dalam saku celana nya kemudian melihat sebuah nomer tak dikenal dilayar ponselnya.
“Yoboseo…”
“Yooboseo Donghae-ssii… langsung saja.” Ucap seseorang yang seperti Donghae mengenalnya, “Aku tahu Yoona ada bersamamu… Jadi bisakah kau sambungkan aku dengannya. Aku ingin berbicara. Pen-ting.”
Donghae menatap Yoona dan ponselnya bergantian. Yeoja itu memajukan wajah, “Siapa?” bisiknya pelan yang hanya mendapat gelengan kecil dari Donghae.
“Yoboseo…”
“Hai sayang… Kau mematikan ponselmu?” ucap seseorang itu lagi.
Yoona menyipitkan mata,“Sepertinya aku tahu siapa ini…”
…………………….
Sambil menatap keran air yang menetes pelan Eunhyuk menyeringai seraya menyandarkan tubuhnya pada salah satu bilik kamar mandi. Sambil menendang nendang tembok didekatnya ia berbicara, “Hai sayang… Kau mematikan ponselmu?”
“Sepertinya aku tahu siapa ini.” Tanggap seseorang diseberang sana tidak lama kemudian.
“Yesss… Tepat sekali cantik. Rupanya kau sudah hapal suaraku…” Simpulnya menjentikkan jari.
“Apa maumu?”
“Uhpp rupanya kau galak juga, baiklah akan kukatakan, manis.” Eunhyuk berkata dengan nada ketakutan yang ‘’terdengar menjijikkan’, “Saat jam istirahat temui aku dilapangan Basket… Setelah itu Kau harus mengikuti segela perintahku kalau tidak,,,”
“Kalau tidak apa?” Jerit Yoona penuh kekesalan.
“Kalau tidak maka rekaman suaramu yang semalam—”
“Rekaman apa?”
Eunhyuk mengutak – atik handphonnya lalu memutar sebuah rekaman suara. Terdengar sebuah suara yang tengah berbicara dengan nada naik turun didalam sana.
(“Park Sosaengnim… Dia itu Eummm kurasa dia tidak pernah sikat gigi karena mulutnya berbau gas… terus… Aku tahu kalau dia menangis di kamar mandi karena baru saja diputuskan oleh pacarnya… Pikir saja ! dia itukan nenek sihir… namja waras mana yang tahan dengannya? Hahahaha…” )
“Bagaimana?” Eunhyuk menyeringai usai memutar rekaman suara Yoona saat di club semalam. Ia membayangkan bahwa Yoona mesti dalam masalah besar jika rekaman ini mencuat kepermukaan.
“Yakk kau pengec—“
“Datang dan patuhi perintahku atau kalau tidak maka kau akan semakin kupersulit… Yoona…”
“”Eunhyuk, kenapa kau lakukan ini padaku ? Apakah selembaran pabo yang tadi pagi belum cukup?!”
“Selembaran itu? Sebenarnya aku tidak ingin melakukannya tapi karena semalam kau melanggar peraturan dengan mengundang teman namjamu itu dan dia bahkan mendorongku sampai terjatuh, maka sangat pantas kalau kalian diberi teguran… Anyyong.”
“Mwooo Yak— Yobose—“
Bipp
Eunhyuk tersenyum puas. Namja itu memutar – mutar ponselnya kemudian beranjak membuka pintu toilet. Baru saja Ia mendongak, langkahnya terhalang akibat sebuah tangan kekar terulur dari samping bagaikan palang kereta api. Eunhyuk mengerutan kening terlebih saat pemilik tangan itu mulai menampakkan batang hidungnya.
“SIwon-ssi?”
“Berikan…” Siwon memalaki dengan nada mendesak.
“Mwo?”
“Rekaman..”
“Jangan pura – pura bodoh, aku sudah mendengar semua… Kau ingin Yoona melakukan sesuatu demi sebuah rekaman, rekaman apa itu?”
Siwon menarik kerah baju Eunhyuk. Kaca mata Eunhyuk merenggang dan terjatuh.
“Beritahu padaku…”
“Beritahu apa?”
“Tentang strategimu memenangkan taruhan kita… Kau pikir namja culun kutu buku atau pun kebanggaan guru sepertimu bisa mengalahkan namja populer disekolah sepertiku ? jangan Mimpi !” Ancam Siwon menggoreskan tatapan tajam.
Eunhyuk terkekeh , “I-ittu bisa saja t-terjadi ! J-jangan ss-sombong dulu kawan. “
“Heh !.’ Siwon semakin menarik kerah baju Eunhyuk ketika merasa bahwa teman sekelasnya yang sombong itu mulai menujukkan sikap sok berani. Siwon mengganggap kalau Eunhyuk tidak lebih dari seorang pengecut. Preman kacangan. Lihat saja, cengkraman Siwon beserta gertakannya saja sudah membuat namja berseragam rapih itu nyaris kehilangan napas.
“Sekali lagi aku bertanya sebelum eksistensimu melayang ! Bagaimana caramu mendapatkan Yoona?! Aku punya firasat bahwa kau memakai cara curang dan llicik, benarkah begiitu? Katakan sekarang !”
……………..
Air muka penuh ketegangan terlihat seiring dengan langkah super lebar dan cepat yang coba digalakkan Yoona untuk menjangkau lokasi dimana Eunhyuk beserta sejuta ancamannya meminta bertemu. Yeoja itu menoleh keberbagai sudut lapangan basket tapi belum bisa menjangkau keberadaan Eunhyuk. Yoona melirik kearah Donghae untuk sekedar minta pendapat tetapi namja itu malah sibuk sendiri, terdiam menimbang – nimbang layaknya tengah berpikir keras. Yoona membuang napas jengkel. Mungkinkah Eunhyuk sedang menipunya?
“Anyyong cantik… Bagaimana kabar kalian ?” Suara seorang namja yang sepertinya berada dalam kerumunan siswi fanatic ditengah lapangan itu tiba – tiba menggema dalam balutan microphone. Donghae dan Yoona menoleh kearah sumber suara. Mata mereka menyipit seraya menerka kalau pusat perhatian dalam kerumunan itu tidak lain dan tidak bukan pastilah Siwon.
Kerumunan yeoja berteriak histeris ketika Siwon mulai maju selangkah demi selangkah. Seperti dalam scenario drama, kerumunan itu terbuka, memberikan jalan bagi Siwon untuk melangkah menuju suatu tempat. Ada firasat buruk dalam diri Yoona bahwa Siwon sedang menuju kearahnya. Siwon seperti tengah menatapnya dari kejauhan. Tapi bukankah ini konyol? Tujuan Yoona kesini untuk menemui Eunhyuk dan bukan melihat atau pun ikut serta dalam pertunjukan ajaib Choi Siwon. Bahkan ini terasa seperti direncanakan.
“Im Yoona…” sesuai perkiraan, kali ini Siwon memberhentikan langkahnya didepan Yoona. Para yeoja semakin histeris dan tubuh Yoona semakin berkeringat.
Siwon lantas bersimpuh dihadapan Yoona. Yeoja itu mentelang dan menganga lebar. Siwon sakit jiwa?
“Yoona, mungkin aku tidak punya kata – kata manis untuk disuguhkan padamu lalu tidak pula aku bisa menguntai nada merdu agar bumi ikut terharu bersama kita… Berdiri dihadapanmu membuatku tampak bodoh. Tidak mampu melakukan apapun kecuali mengatakan bahwa aku mencintaimu.. Aku sayang kamu.. Saranghae Im Yoona…” Siwon berkata secara puitis. Yoona berpikir; ‘kata – kata Siwon tadi seperti mirip dengan kata – kata dalam website apaaa gitu (?)’ dan sesungguhnya kata – kata tersebut dikutip Siwon dari buku; Lancar menggombal, sedetik bisa !
“Rekaman itu ada ditanganku, jadi ikuti saja apa yang kumau. Kau mengerti bukan?” Siwon berdiri memajukan wajah lalu berbisik ketika Yoona malah membatu usai mendengar pengakuan cinta darinya. Yeoja itu balas tersentak dan menatap tajam, “Mwo?! Kau bersekongkol dengan eunhyuk?”
Siwon bergeleng, “Ini hanya masalah persaingan nona…” ucapnya lalu mulai memasang microphonenya kembali, “Yoona, kuharap masih ada tempat untuk aku singgah dihatimu.”
Yoona menelan ludah ketika Siwon mengulurkan tangan, pertanda agar Yoona bersedia ikut dan mendampinginya kemana pun. Yoona meremas kuat jemarinya yang basah. Ia melirik kearah Siwon dan seseorang dibelakangnya—Donghae— secara bergantian. Namja itu lebih sering menunduk dan sesekali melempar pandangan kearah lain. Sangat. Yoona merasa bersalah sekali pada Donghae…
Bagaimana kalau Donghae mengira bahwa dirinya benar – benar menerima Siwon?
Donghae memang pernah menyatakan cintanya… Tapi Yoona belum membalasnya. Dan Mungkinkah perasaan yang menimpanya sekarang sebatas rasa bersalah saja? Atau lebih?
Ini mungkin gila tapi demi keselamatannya selama berada di sekolah memaksa Yoona untuk membalas uluran Siwon. Ia seperti kehilangan pikirannya. Yeoja itu menoleh kebelakang—lagi—, kearah Donghae yang kali ini menatapnya tidak percaya.
Siwon membawa Yoona menuju tengah lapangan. Mereka berdiri disana lalu Siwon menggenggam kedua tangannya erat, “Bolehkah aku mendengar ketegasanmu sekali lagi ? Saranghae Im Yoona…”
“Jeongmal Saranghae-yo…” Ulang Siwon sambil tersenyum kemenangan.
“Nad–”
Siwon menyeringai seraya bermonolog dalam batin, ( ‘Akhirnya akulah pemenangnya Akulah yang bisa menaklukkan Yoona dihadapan orang banyak, Eunhyuk. Lima Juta Won resmi menjadi milikku hahahaha…’ )
“Nado sar–” Yoona memejamkan mata sejenak dan melanjukan, “Aku… Aku…”
Beberapa fans Siwon berteriak histeris bersamaan dengan wajah menyebalkan Siwon yang semakin membuat Yoona ingin mengeluarkan tinju maut andalannya. Lebih dari itu, ada hal berbeda, sebuah ekspresi kekecewaan yang Ia tangkap dari wajah Donghae. Yoona tidak sanggup. Bagaimana pun memilih tinggal bersama orang yang kita cintai lebih berharga dibanding membohongi hati demi menghindari sebuah resiko bodoh lalu menyesal…
Adalah hal sulit ketika Yoona harus berkencan dengan orang seperti Siwon meski pun itu rekayasa. Baru begini saja otaknya sudah dipenuhi oleh bayang – bayang Donghae.
“Aku… Aku… Aku tidak menyukaimu Siwon?!!!!” Yoona menghempaskan tangan Siwon. Namja itu membulatkan mata, wajahnya memerah, entah karena marah atau malu. Sebelum Siwon melakukan sesuatu, buru – buru Yoona menjerit lantang, “Kalian tahu ? Aku tidak menyukai Siwon… Aku… Aku menyukai Dongh— maksudku teman Siwon… Dan dan kalian boleh membenciku…”
“Satu lagi bahwa aku, Im Yoona hendak melakukan mengakuan dosa karena pernah berkata jelek tentang Park Sosaengnim. Kubilang… kubilang kalau park Sosaegnim adalah ne— hmmppp—“
Mata Yoona memejam erat. Yeoja itu mematung pasrah. Organ tubuuhnya mendadak lumpuh. Ia kehilangan napas seiring merasakan sesuatu yang tiba – tiba saja menyapu bibirnya. Hangat.
Yoona mengintip diantara katupan matanya yang menyipit. Ia mengenali orang itu… Orang yang menciumnya saat ini. Suara keterkejutan diikuti dengan bisikan – bisikan acak mulai bergerumul dimana – mana. Yoona merasakan wajah pucatnya tadi berubah memerah. Aigooo….
‘Donghae Oppa apa maksudnya?’
Seperti inikah hukuman yang dikatakan namja itu menyangkut kesalahan ketiga yang Yoona lakukan? Benarkah hanya sebatas hukuman? Atau malah.. Bentuk rasa suka… cinta ?
‘Pritttt prittt prittt…’
Bunyi supritan mengericit nyaring, memantul – mantul dalam ruangan diikuti oleh suara pekikan dari orang – orang disana yang menyeruak dan menambah gaduh suasana. Mereka merunduk, membekap telinga mereka sambil mengumpat. Menyumpahi orang iseng mana yang membunyikan sumpritan dengan begitu keras.
Saat itu juga Donghae berbalik mencari sumber suara diikuti oleh Yoona yang sedikit berjinjit. Ia berusaha melihat situasi dibalik punggung Donghae.
“Park… Park sosaeng—“ Yoona tergagap. Kedua kakinya mendadak tidak bisa digerakkan. Donghae langsung berdiri disamping Yoona lalu membungkuk hormat kepada sosaengnim mereka yang tengah berkacak pinggang. Yoona ikut membungkuk.
“Itu Sosaengnim, dia orangngnya ! Dia orang yang sudah menimbulkan kekacauan…” Tunjuk seorang namja. Dia Eunhyuk. Yoona dan Donghae mengikuti arah telunjuk Eunhyuk. Bukan kearah mereka. Tetapi seseorang dibelakang mereka. Siwon.
“Yak ! Apa maksudmu?!” Sungut Siwon tidak terima.
“Kau, Yoona dan Donghae berada didalam club yang sama malam lalu. Kau membius Yoona dengan memasukkan obat kedalam minumannya, melakukan cara picik agar tujuanmu tercamai juga memanfaatkan Yoona agar mengikuti kemauanmu malam itu…”
“Eunhyuk-ssi jangan menuduhku sembarangan.”
“Kau menyukai Yoona kan? Kau ingin Yoona menjadi milikmu dengan mengancamnya lebih dahulu. Tentang berita Yoona dan Donghae juga rekaman suara Yoona yang menyinggung… itu dalah bentuk ancaman Siwon !””
“Siwoooonnnn benarkah itu?!” Teriak park sosaengnim, “Kau harus menerima hukuman berat kalau begitu !”
“Yak Eunhyuk !” bantah Siwon lalu memasang tatapan memohon, “Nyonya park, aku tidak pernah ke club, mengancam Yoona atau apa pun itu…”
Nyonya Park memicing, “Kau menyukai Yoona?!”
“Aku…. Iya.. iya aku menyukainya… Haishhhh….” Siwon mengacak rambutnya gerah. Ia menatap bingung kearah para fansnya yang menatapnya iba.
“Dan cintamu bertepuk sebelah tangan dan kau melakukan cara picik untuk mendapatkan Yoona ! Jahat sekali…” tuduh yeoja paruh baya itu, membuat Siwon kembali membantah, “Tidak… bukan begitu—-”
“Siwon !” potong nyonya Park sudah jengah, “Masih tidak mau mengaku ? Baiklah akan kupanggil orang tuamu…”
“Mwo? J-jangan Sosengnim ! Aku bisa dibunuh Appaku aigoooo…” Siwon memelas sambil mewek – mewek, membuat orang – orang disana termasuk para fans nya menjadi Ill feel. Lalu secara tegas Siwon beralih menunjuk Eunhyuk, “Kau Eunhyuk ! Kalian tahu ? Dia adalah biang keladi dari semua ini dan mencoba memfitnahku…”
Eunhyuk terkekeh, “Aku berbicara kenyataan, nam-ja-po-pu-ler.”
“Dasar kau… Culun, namja pengecut ! Tidak ada yeoja yang suka dengan namja sepertimu…” Siwon tersungut. Namja itu mulai melangkah ketempat dimana Eunhyuk berdiri.
“Apa? Apa kau bilang ?! jangan pikir aku takut denganmu Choi Siwon.” Balas Eunhyuk persis didepan wajah Siwon.
Siwon menatap remeh, “Hehh, bukankah benar apa yang kukatakan? Bahkan kau tidak bisa memenangkan taruhan kita untuk mendapatkan Yoona dengan cara wajar… Yeoja manapun pasti akan menjauhi namja alien sepertimu !”
“Taruhan ?” Seketika bisikan – bisakan itu terdengar. Semua orang disana mengerutkan kening termasuk nyonya Park yang masih berada disamping mereka.
Siwon membetulkan poninya seraya bertopang dagu mengamati wajah Eunhyuk yang kian memucat, “Iya ! Yeoja kuno seperti Yoona saja tidak bisa kau menangkan… cih… Kau tahu? Akulah pemenang taruhan itu karena apa? Karena Yoona sudah berkata ‘nado.’ Hahahaha.”
“Unyuuukkk, Uwooonnnn…” Teriakan nyaring lagi – lagi bergema, semua orang menatap nyonya Park. Yeoja paruh paya itu sudah dipenuhi oleh keringat dingin. Wajahnya sudah merah padam.
“Teganya kalian berdua menjadikan hoobae kalian sendiri sebagai barang taruhan, huh?!”
“Ah begini sosaengnim siwon sedang meracau… otaknya sedikit bergeser akhir – akhir ini…” Eunhyuk mencoba melakukan pembelaan namun sepertinya percuma.
“Mwooo? Kau bicara apa huh?!’ protes Siwon tersinggung.
“Sudah hentikaaaaaan ! (Prittttt )” Nyonya park membunyikan sumpritannya kemudian menyeru lantang,
“Eunhyuk, Siwon, Donghae Yoona ! Kalian berempat ikut saya ke ruang BK !”
“MWO?!”
………………………..
Cuaca panas siang ini membuat seorang yeoja paruh baya dengan kipas lipat yang berkibar – kibar ditangannya itu mempercepat langkah ketika menyusuri bentangan lorong kelas. Ia berharap kalau ruangan yang nantinya akan ia datangi nanti berpendingin memadai. Dengan begitu—mungkin— temperature amarah dalam kepalanya perlahan surut.
“Sooyoung ! Umma tidak menyangka kalau kau begitu tega berbohong pada Umma ! Kau bilang semalam anakku Yoona menginap di rumahmu tapi nyatanya? Kenapa? Kenapa bisa ada kabar seperti ini, huh?”
Yeoja berseragam sekolah itu hanya bisa mengekor sambil berjalan menunduk. Ia benar – benar menyesal. Tidak menyangka kalau kejadiannya akan seperti ini. Orang tua Yoona– Tuan dan Nyonya Im— dipanggil oleh pihak sekolah akibat berita Yoona yang dikabarkan mabuk – mabukan di sebuah club semalam. Sooyoung yakin kalau Yoona tidak mabuk ! Mana mungkin Yoona mabuk – mabukan, mencium bau alcohol saja anak itu sudah muntah tidak karuan. Lalu… Mungkin ada yang tidak beres atau ini menyangkut Eunhyuk? Sooyoung ingat tadi pagi Yoona sempat kesal ketika Ia bertanya tentang Eunhyuk.
“Sepertinya Yoona dijebak…” pungkasnya,
Nyonya Im berbalik, membuat langkah Sooyoung tersendat, “Dijebak? Apa maksudmu dengan dijebak?! Siapa orang yang tega menjebak anak secantik Yoona ! Katakan, katakan sekarang Sooyoung-ah…” ujarnya dramatis sambil mengguncang guncang tubuh Sooyoung. Sesungguhnya Sooyoung ingin berkata sesuatu tapi kalau tubuhnya bergoyang – goyang tidak jelas, bagaimana mulutnya bisa terbuka?
“Apakah namja itu ? Namja yang katanya bersama anakku di club ?! Dasar namja kurang ajar ! Mana orangnya ! Akan Umma cincang – cincang !” Nyonya Im mulai menera – nerka penuh amarah. Ia mengepalkan tangannya sambil menggeretakkan gigi penuh kesal.
Sooyoung hanya meringis lalu menggeleng.
Nyonya Im menarik napas kemudian menatap gemas kearah sahabat anaknya itu.
…………………
Setelah nyonya Im masuk kesebuah ruangan bertuliskan ruang ‘bimbingan konseling’ dan memberhentikan langkahnya. Ia dikejutkan oleh seorang… Seorang yang sepertinya teman lama.
“Masih ingat aku ?” Yeoja paruh baya dengan rambut disanggul itu tersenyum.
Nyonya Im tergagap gembira, “Lee Hye Ri?”
Tuan dan nyonya Lee, tetangga lama keluarga Im sebelas tahun yang lalu sebelum mereka kehilangan kontak akibat pindahnya tuan dan nyonya Lee ke Jepang. Saat itu anak mereka masih balita dan acapkali bertemu. Anak mereka sering bermain sesekali tetapi mungkin sudah melupakan satu sama lain kini. Lima tahun kemudian keluarga Lee kembali ke Korea, tapi kedua keluarga ini kehilangan kontak akibat kesibukan masing – masing.
Tuan Lee dan Im masih sibuk berbincang dan tertawa – tawa. Nyonya Im awalnya tidak ingin menyanggah perbincangan antara dua teman lama itu, tapi ada satu hal penting yang ingin diutarakannya…
“Yoona Appa, aku sudah tahu semua ! ternyata namja itu yang mempengaruhi anak kita.”
“Namja mana?”
“Namja yang bersama Yoona di Club siapa itu namanya? Aishhh aku bahkan alergi mengingat inisialnya…” Nyonya Im menampakkan raut berpikir lalu menggeleng.
Nyonya Lee tiba – tiba menimpali, “Oh benarkah? Aku juga belum tahu siapa yeoja yang mempengaruhi anakku sampai sekolah mengabarkan kalau dia terlibat masalah. Entah masalah apa. Kami sedang berada di Jepang tadi pagi…”
“Sepertinya keluarga kita memang berjodoh… Anak – anak kita terlibat masalah secara bersamaan… hahaha,” tawa Tuan Lee diikuti oleh keluarga lain.
Nyonya Im terkekeh dan menatap kesal dalam waktu bersamaan, “Ya ya kau benar. Tapi demi langit dan bumi… aku akan mencincang namja yang katanya bersama anakku di club semalam…”
“Benar, Kalau aku jadi kau, aku juga akan melakukan hal yang sama… Tega – teganya namja itu mencari kesempatan dengan gadis manis seperti Yoona dan datang ke club pinggiran ! “ tanggap nyonya Lee kemudian menambahkan, “Aku juga masih penasaran tentang kasus yang menimpa anakku yang menurut pihak sekolah ada hubungannya dengan yeoja. Rupanya yeoja zaman sekarang tidak mengenal sopan santun ya? Begitu enteng mendekati seorang namja…”
Sementara para orang tua tengah sibuk berbincang ria di sudut ruangan, Sooyoung masih sibuk menguping sambil berdiri kaku disamping mereka. Sependengarannya barusan, Umma Yoona menyebut Nyonya Lee… Lee?
Benarkah kalau mereka orang tua Lee Donghae?! Andwaeee!
“Ini semua gara – gara kau… Dasar idiott…”
“Hei, dengar ya ! Aku seperti ini karena ulahmu Siwon-ssi… Berani – beraninya menggagalkan rencanaku memenangkan taruhan. Lagi pula salahkan otakmu yang tidak bisa mengontrol ucapanmu itu. Aku sudah sering memperingatkanmu ; jangan coba – coba membahas taruhan terselubung itu… Ck !”
Sooyoung menolehkan pandangan kaerah daun pintu. Dilihatnya Eunhyuk disusul dengan Siwon sedang beradu mulut. Mereka berjalan menyahuti satu sama – lain tanpa sadar akan sosaengnim atau orang tua diruang BK yang sontak menatap terganggu.
“Hushhh kalian berdua Shut Uppp !” Sahut Park Sosaengnim membuat kedua siswa yang sedang beradu mulut itu bungkam tentu saja dengan hati dongkol.
Nyonya Park berdiri didepan keluarga Lee dan Im kemudian mengarahkan telunjuknya kearah pintu dan berteriak memanggil, “Donghae Yoona kemarilah !”
‘DEGGG !’
……… To be Continued……….
Kelanjutannya ditunggu yah readersdeullll…
Segera pokoknya..:)
bye bye
ya,ampun siwon ma eunhyuk kNp jd ribut gTu kYk tom and jerry ja…!? t’nyta org tua yoonhae dLu shbtan…!? smga tdk da ksLahpahamn aNtra org tua yoonhae…!? dtnggu part sLnjut’y
Hahhaaaa.
Seruuu..
Paling ngakak pas perbincangan para orang tua..
Wkwkwwk.. Lucu…
Next partnya. Ditunggu..
Ffx kereeen..
Akhirnya dipost juga FF ini… nunggu banget.
Ternyata Siwon dama Eunhyuk taruhan ya…
Gimana ya orang tua YoonHae kalau tau anak mereka yang tadinya mau mereka cincang.
Ditunggu kelanjutannya…
yoona jadi bahan taruhan siwon-eunhyuk ……….ngakak pas eunhyuk-siwon debat……
next partnya dtunggu
Eunwon jahat bgt, yoona dijadikan taruhan
next jgn lama”
Hahaha itu mamanya YH wkwkwk penasaran selanjutnya gmn reaksi mamanya.
wkwkwk, eunsi saling tuduh2an..
penasaran gimana reaksi orangtua mereka kalau tau yg sebenarnya
hahaha
aigoo jangan bilang kalau mereka ortu yoonhae. Dan mereka saling salah paham?
Andwaeee…
teman msa kecil toh,wkwkwk Im n Lee family mnyumph msing2 anknya kkk