Diposkan pada Super Generation FF

FF YoonHae – Princess Cliche 2

Image

Title : Princess Cliche

Author : Nana Shafiyah a.k.a Nasha

Genre : Comedy Romance

Rating : PG-13

Cast : SNSD Yoona, Super Junior Donghae

Other Cast : Super Junior Siwon, Eunhyuk, SNSD Sooyoung

Poster : G.Lin @ http://theartlockers.wordpress.com/

Happy Reading ^^

Hikuk pikuk kantin sekolah disepanjang jam makan siang, membuat kepala Yoona berdengung.  Tidak ada selera makan sama sekali. Lebih aneh dari biasanya, hari ini terlalu sial. Dan Yoona sangsi. Apakah bisa beban dari kesialannya dapat berkurang apabila diceritakan pada orang lain ? Entalah, yang jelas dihadapannya kini masih ada sosok seperti Sooyoung. Seseorang  yang masih setia…  Menanti sepiring nasi dengan jutaan embel – embel.

“Orang itu terlalu baik sekaligus sial  kurasa! Menyelamatkanmu tapi harus menanggung malu !” Sooyoung menatap tajam, “Kalau aku jadi dia, kau sudah habis kucincang – cincang.”

Kepalan tangan Sooyoung yang menepuk kuat membuat Yoona meerinding kaku. Yoona terus merenungkan kalimat Sooyoung yang meluap – luap sebagai tanggapan dari kejadian di toilet tadi pagi. Yoona hampir saja gantung diri ketika Sooyoung berkata bahwa dirinya, Im Yoona pantas untuk … dicincang ?  Err mungkin Karena Sooyoung adalah seorang shinksin jadi apa pun yang ada didepan matanya selalu ingin Ia cincang tanpa pandang bulu.

“Menurutmu perlukah aku menemui… Dong… siapa itu namanya?” tanya Sooyoung menggebu – gebu. Yoona memasang wajah suntuk, “Lee Donghae.”

“Iya itu !” Sooyoung mengangguk, “Perlukah aku bertemu dengannya?”

Yoona mengangkat alis, “Untuk apa?”

Perlahan wajah Sooyoung mendekat. Mata bulatnya memicing. Sambil memperhatikan Yoona intens, yeoja shinksin itu menyeringai. Yoona ketakutan. Sangat, aura Sooyoung mirip sekali dengan tokoh antagonis dalam sinetron. Berpuluh kali lebih sadis mungkin. Yoona menelan ludah.

“Untuk memohon padanya… Masalah ini sangat gawat, jadi aku harus memohon padanya.” Sooyoung memasang tampang serius.

“Memohon apa, Yah ?”  Yoona meringis,  semakin putus asa memahami kalimat  Sooyoung yang mulai ngalor-ngidul.

Kening Sooyoung berkerut. Ia kemudian berdecak memundurkan wajahnya, “Ya tentu saja memohon untuk menjelaskan sesuatu padamu !”

Yoona bergeleng bingung.

Sooyoung menegakkan badan sambil menarik nafas, “Pokoknya namja bernama Lee Donghae itu harus bisa menjelaskan padamu, bagaimana-cara-membuat-anak-yang-baik-dan-benar !”

“M-mmmwwoo?!” Mata Yoona membelakak lebar. Sepasang bola hitam itu hampir saja keluar dari tempatnya. Tidak bisa berkata  apa – apa lagi. Yoona memegang lehernya yang terasa tercekik oleh ide konyol temannya. Siapa pun katakan ! Sooyoung mendapat inisiatif bodoh itu itu dari mana?

“Kau benar – benar berpikir seperti itu, ya?” Ujar Sooyoung menaik turunkan kedua alisnya. Yoona melongo syok. Tak lama Sooyoung pun terkikik menahan tawa. Melihat wajah Yoona yang  berubah merah juga terserang kepanikan membuat perut yeoja itu mual seperti hendak mengeluarkan teriakan cetarr membahana.

Yoona mengerutkan kening untuk mencerna fakta apa yang terjadi.  Sooyoung masih terkikik sesekali melihat wajah Yoona sekilas lalu terkikik lagi. Bermenit – menit  yeoja itu menyelidik, barulah Ia mengambil kesimpulan. Yeah, seperti inilah lelucon yang baik dan benar.   Sooyoung tidak bersungguh – sungguh !

 “Berhenti tertawa !  Garing !” Kesal Yoona melipat kedua tangannya didepan dada.

Yoona memutar – mutar bola matanya. Seharusnya dirinyalah yang ingin mencari hiburan dalam hal ini. Bukan Sooyoung. Lihatlah sekarang   yeoja usil itu masih saja tertawa. Mungkin, Sooyoung harus mandi kembang tujuh rupa dulu supaya   tawanya berhenti.  Ah, atau melihat namja bling – bling seperti sekarang. Sooyoung menganga lebar saat seseorang yang entah sejak kapan sudah berdiri dibelakang Yoona. Seorang namja dengan jambul ayam berwarna merah, kuning, hijau yang bertengger amit – amit di jidatnya.  Entah Sooyoung berhenti tertawa karena namja itu terlalu kece atau malah tertegun konyol saking terkesimanya melihat ‘keajaiban dunia’ didekat mereka.

“Yoona-ssi, Kau belum pulang ? Park Sosaengnim mencarimu, temuilah dia sebelum wajahnya bertambah mendidih.” Katanya memasang wajah duka cita.

“Eunhyuk sudah sadar?” sergah Yoona tidak sabar.

Namja itu mengangguk, “Sepertinya begitu.”

Yoona menghela nafas sampai dia sendiri kehabisan nafas. Eunhyuk sudah membuka mata. Itu berarti tidak ada alasan lagi  baginya untuk takut menemui Park Sosaengnim. Meski begitu  tetap saja Perasaan Yoona menjadi tidak enak. Ia perlu menenangkan diri. Harusnya Yoona pulang untuk bersemedi terlebih dahulu. Tapi sayang, saat keluar dari toilet tadi, Ia bertemu dengan Sooyoung. Yoona masih disini karena Sooyoung yang memohon padanya untuk ditemani makan. Kalau bukan karena Sooyoung , Yeoja itu sudah lama   dikamarnya sejak tadi.

Dengan berat hati, Yoona melangkah pelan sekali. Ia menatap Sooyoung yang hanya manggut- manggut kearahnya. Sooyoung mengepalkan tangannya sambil berbisik ‘Fighting!’ Bukannya bertambah semangat, yang terjadi justru kebalikan dari itu. Yoona kehilangan energy ‘Roso’, pasalnya Sooyoung dengan seenak dengkul berkata  sambil menggenggam  es jeruk diatas meja. Menyeruput lalu menghabiskannya dalam sekali tegukan. Yoona menelan ludah sambil membatin, ‘Nasib oh nasib’

………………………

Ruangan gelap, dingin juga senyap seolah menanti langkah kaki Yoona. Dari kejauhan yeoja itu sudah bisa mencium aroma – aroma kemenyan yang menyerempet indra penciumannya. Suara – suara aungan serigala juga tertawaan ghaiib juga ikut mampir ditelinga. Inilah yang membuat Yoona bergidik ngeri saat akan memasuki ruangan Park Sosaengnim.

Krekkk… Yoona mendorong pintu kayu reok juga setengah mengslong itu dengan tangan bergetar. Ada dua orang yang sedang duduk didalam sana. Satu yeoja paruh baya dan satu lagi namja yang masih muda. Mereka sedang tertawa – tawa sambil ngerujak. Kedatangan Yoona sepertinya membuat mereka berdua terganggu.

“Masuklah Yoona !” perintah seseorang. Park Sosaengnim.

Yoona pun masuk dan langsung beradu pandang dengan Eunhyuk. Kalau Yoona tidak salah lihat, Eunhyuk saat itu tersenyum miring kearahnya. Eunhyuk dendam padanya atau apa? Ah, tidak ! Mungkin  saja Eunhyuk merasa tidak nyaman karena sisa – sisa ingus disebelah pipinya belum juga dilap dan akhirnya mengering seperti kerak nasi. Mungkin terasa gatal atau…

“Bersihkan lapangan basket !” Kata Eunhyuk masih dengan tersenyum miring. Yoona menatap agar Eunhyuk bisa mengulang pernyataannya sekali lagi. Eunhyuk kembali tersenyum miring. Kali ini Yoona berpikir bahwa Eunhyuk, dia ‘pasti’ mengidap stroke !

“Bersihkan lapangan basket !” katanya sekali lagi. Yoona tertegun. Eunhyuk lantas memasang gaya nge-boss sambil senyam senyum memikirkan sesuatu sedangkan Yoona masih mematung meminta penjelasan.

“Karena dialah  yang kau rugikan dalam hal ini, Aku memberikannya kesempatan untuk menghukummu. Dan kau sudah dengar kan hukumanmu? Bersihkan lapangan basket, s-e-k-a-r-a-n-g !” Jelas park sosaengnim tiba tiba.

“Tapi…”

“Tiga hari…” Eunhyuk menimpali.

“MWooo?!”

“Tidak terima?!”

“Bukan begi..”

“Seminggu !”

“Y..” Yoona baru saja akan berucap tapi tidak jadi. Yeoja itu akhirnya menunduk seraya kedua tangannya mengepal kuat. Ia memicing tajam. Eunhyuk, si culun  benar – benar menyebalkan ! Rupanya Anak bau kencur itu  sudah berani main – main dengan Im Yoona ?!

Fine ! Hukuman seperti halnya membersihkan kamar mandi, hormat didepan tiang bendera,  mengerjakan berpuluh lembar teka teki silang, atau  jalan jongkok itu sudah biasa bagi siswi seperti Yoona, tapi ini? Membersihkan lapangan basket? Tunggu… Basket? Basket ! Itu berarti dirinya harus bertemu dengan Siwooon? Andwae?!!! Yoona bergeleng panik sambil berlompat lompat kecil sementara Eunhyuk dan Park sosaengnim menatap heran sembari meneteskan air liur. Cesss…

“Kenapa? Tidak suka?” tanya park sosaengnim sinis, “Berani berbuat ulah, berani bertanggung jawab !”

Kedua kaki Yoona melemas. Pandangannya terasa berputar. Yeoja itu butuh napas atau obat seperti balsem, minyak angin cap kampak, koyo atau apa pun.

 “Omonaaa… ” ratap Yoona dengan suara  bergetar sambil  bergeleng-geleng tidak terima. Matanya memerah dan semakin terasa perih. Ia kesal tapi tidak bisa berbuat apa pun. Demi Tuhan ! Menjadi tukang bersih – bersih apalagi didepan namja – namja  sok keren  sama saja dengan menggorok (?) leher sendiri.

“Kenapa? Apa hukumannya terlalu ringan ?” Park Sosaengnim memaasang wajah jutek.

Yoona bergeleng sambil menghela nafas.

“Ya sudah kalau begitu  mulai siang ini laksanakan tugasmu, mengerti ?!”

“Nde…”

Yoona keluar dengan rasa sesak didadanya. Bahkan Ia sendiri tidak pernah membersihkan kamarnya dan sekarang dirinya harus membersihkan lapangan basket yang luasnya bermeter – meter. OMO !

…………………..

 Suara – suara  bernadakan perintah ini dan itu membuat Yoona mengumpat – umpat tanpa henti. Dalam hati Ia terus  memasang ancang – ancang. ‘Jangan sampai sapu ditanganku ini mendarat dikepalamu.’ Batin Yoona begitu melihat Park Sosaengnim dengan mulut semonyong mungkin sedang mengomel dengan lantangnya.  Ia  sudah berulang kali berbicara tentang debu disekujur lapangan basket  yang harus dibersihkan. Bangku penonton yang harus digeser. Sampah yang harus dipungut dan lain sebagainya.  Gendang telinga Yoona sudah hampir pecah, bahkan telinganya sudah berlubang (?)

“Yoona-ssi  siswi saya yang paling Penurut, cantik, pintar…” sahut park Sosaengnim berbalik kearah siswi yang sedang menyapu dibelakangnya,

Yoona terkesiap. Senyumnya mengembang waktu Sosaengnimnya berkata kalau dirinya cantik juga pintar. Dan juga penurut.

“Sekaligus bandel.”   Park Sosaengnim kembali  melemparkan pandangannya.. Yoona langsung  memegang tengkuknya sambil menopang badannya dengan sapu. Merasa kalau langit runtuh saat itu juga.

“Bersihkan apa yang tadi kukatakan. Aku pergi dulu ya sayang, Okay !” Park Sosaengnim tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Yoona. Andaikan saja nyonya Park  tahu kalau matanya itu sudah cemong karena mascara gocengan yang dipakainya luntur. Yeah, Dia pasti tidak akan sepercaya diri itu, mempraktekkan gaya kelilipan batu semacam tadi.

“Huuffttttt..” Yoona menghela nafas.

Berkali – kali Yoona menyapu tapi Ia merasa pekerjaannya tidak juga selesai. Yeoja itu memegang punggungnya yang terasa encok. Melemparkan pandangan disekeliling lapangan untuk melihat berapa luas lagi bagian yang harus disapunya. Masih banyak. Bahkan Yoona baru menyapu seper-sepuluh atau seper-duapuluh bagian lapangan. Tapi masa iya, sapu ditangannya itu   sudah  gundul? -_-

 “DRUGHHH ?!”

Pandangan Yoona perputar saat kepalanya  dihantam oleh benda bulat kecoklatan yang amat keras. Benda tersebut masih memantul – mantul dilantai tatkala pikiran Yoona sudah bisa menafsirkan kalau kepalanya baru saya tertimpa bola basket.  Yoona Yakin, bola itu berasal dari ruang ganti. ‘Pasti anak basket !’ duganya berapi – api.

Yoona berjalan beberapa langkah dengan kaki dihentak – hentakkan. Ia mendengus dan mencoba meraih bola basket  yang tergeletak dilantai. Yoona menunduk sambil menatap selidik. Betapa pun matanya bisa menangkap bayangan seseorang dari arah belakang. Juga telinganya  dapat mendengar langkah kaki samar yang kian mendekat.

Ada seseorang disana, Yoona yakin itu ! Lantas Ia berbalik kilat. Yoona memejamkan mata sambil menarik nafas untuk mengerahkan seluruh tenaganya. Ia mengedepankan kaki kanannya untuk meyangga tubuh sedangkan kedua tangannya  sudah diatas kepala sambil menggenggam bola. Yeoja itu mendorong tubunya, “Hyaaakkkk….?!”  Bola terlempar. Yoona  berteriak Dengan segala kekesalan serta amarah yang menggumpal dalam dadanya, Ia merasa puas bisa membalas dendam !

‘DRUGHH?!’

Tepat saat bola tersebut  mengenai wajah seseorang , Yoona langsung menyeringai. Beberapa detik Ia tersenyum penuh kemenangan. Tapi tidak bertahan lama. Senyum yeoja itu menghilang tatkala melihat ‘siapakah orang yang terkena lemparannya tadi?’ Yoona menebak kalau  orang itu adalah Siwon. Siwon  adalah namja dan orang dihadapannya itu juga namja. Tapi  dia bukan Siwon.

Yoona tertetegun ditempat. Seseorang dengan kaos olah raga merah— Dia?

~Deggggg~

‘Lee Donghae ?!’ o___0

Yoona membelakakkan mata selebar – lebarnya. Ia membekap mulutnya sendiri sementara lengkingan suaranya tertahan ditenggorokan. Yoona berkeringat dingin  saat namja didepannya menatap  tanpa ekspresi.  Namja itu menatap datar bola basket yang sudah  tergeletak dan Yoona bergantian. Tanpa senyuman, tanpa raut kekesalan… hanya terlihat ekspresi robot yang menyeramkan ! Yoona betul – betul tidak menyangka kalau kesatria yang tadi  akan muncul ditempat ini… atau dia itu anak basket ?!

“M-mianhamnida…” Yoona menunduk. Nafasnya berkejaran. Ia terus – terusan menunduk lama sekali. Mengungkapkan seberkas rasa penyesalan sampai Donghae menepuk pundaknya.

Yoona mendongak.

“Sebutkan kesalahanmu…”

“Pertama Aku mempermalukanmu saat di toilet dan yang kedua… Aku melemparmu dengan bola.” Jelas Yoona menegakkan badan.

Donghae mengangkat alis, “Benarkah Cuma dua?”

Yoona mengangguk mantap sedangkan Donghae memajukan wajahnya. Yoona bisa merasakan sapuan nafas namja itu berhembus dipipnya. Donghae kemudian berbisik, “Dengar ! Sampai yang ketiga kalinya kejadian seperti ini terulang…” namja itu memicingkan mata sedangkan Yoona menelan ludah,

 “Kau akan kucium.”

“Uhhhukk…” Yoona terbatuk, tersedak atau apalah itu. Mungkin saking banyaknya air liur yang menyangkut atau persedian nafas yeoja itu mulai menipis, atau… Yoona akan pingsan sekarang?! Ketahuilah kalau mata yeoja itu hampir saja keluar saat kata ‘cium’  terucap dan  menerjang pendengarannya.

Yoona bergeleng cepat. Ia tidak boleh melakukan kesalahan lagi. Kalau tidak, Donghae akan menciumnya dan… Dia, Im Yoona akan mati ditempat saat itu juga. Bahkan melihat tatapan Donghae saja, kedua  kaki Yoona sudah begetar apalagi… Andwaeee !

‘Gelisah sekali’ pikir Donghae mengamati wajah Yeoja dihadapannya yang sedang tertunduk. Ia juga ingin berbicara sesuatu lagi tapi… Donghae belum tahu namanya, “Sia–”

“Hei.. dimana bola yang kulempar kelapangan tadi…” Potong seseorang dari arah barat—– ruang ganti. Donghae dan Yoona menoleh kearah sumbar suara. Tampak Siwon dengan baju basket berwarna merah  muncul didepan mereka. Siwon  yang lagi bergaya sok asik sambil mendendangkan lagu iwak peyek itu pun mengerutkan kening. Ia merasa kalau Donghae dan Yoona aneh padahal dirinya sendiri saja yang aneh dalam hal ini -___-

“Hae-ya ! Aku menyuruhmu mengambil bola dan bukan mengobrol disini !” Siwon meningggikan suara sambil menajamkan mata kearah Donghae. Orang yang ditatapnya langsung minup ubun – ubun sembari celingukan melihat sekeliling lapangan.

Siwon juga beralih menatap Yoona. Langsung saja Yoona berkacak pinggang tatkala merasa tatapan namja itu terlalu menyerang kepribadiannya (?)

“Apa?!” Yoona memelototkan mata, menubruki tatapan Siwon.  Tidak mau kalah Siwon memaju  mundurkan wajahnya bahkan kedua bola matanya itu hampir copot. Tersirat jika namja itu sedang bertelepati ‘ Tataaaap mata sayaaa !’ (?)

“K-Kau lagi ?!” Siwon menunjuk – nunjuk kearah Yoona begitu kewarasannya muncul.  Saat itu juga Yoona menahan nafas sambil membuang muka. Entah kenapa waktu Siwon mengangkat tangan barusan seperti ada bau asem – asem (baca : ketek) -___-

“Apakah kau baru saja mencari bola ?!” tanya Donghae memecah ketegangan antara Siwon dan Yoona. Donghae langsung melempar bola basket kearah Siwon. Langsung saja Siwon menangkap bola itu. Disaat bersamaan Yoona pun berpikir.

Kalau Yeoja itu tidak salah dengar, barusan Siwon  sedang mencari bolanya  yang Ia lempar ke lapangan ! Yoona berpikir lagi bahwa satu – satunya bola yang ada dilapangan sejak tadi adalah… Bola… bola  basket yang tadi…. Tunggu !  J- jadi bola itu Siwon yang melemparnya?!

“Ah, aku ingat !” Siwon menatap keawang – awang, “Kau  Im Yoona. Siswi yang sedang dihukum itu, kan?” Siwon tersenyum miring sambil menyeringai, “Kubilang apa?! Kita pasti akan bertemu ditempat yang tidak terduga… Kau akan menjadi Pe-la-yan-ku.” Tekan Siwon mempertegas penggalan  kata yang diucapkannya.

Pelayan?! Huahh… Seketika Yoona memucat. Merasa kalau Darahnya sudah naik ke-kapala. Tubuh yeoja itu menegang seiring dengan kepalan tangannya yang mulai basah. Dunia serasa bergetar…

Siwon melangkah menuju tengah lapangan. Namja itu  berhenti sejenak ditempat Yoona berdiri . Lantas Ia berbisik, “Bersikap patuhlah, anak manis !” Nada Siwon yang mengintimidasi tadi membuat  Yoona  merinding. Siwon berlalu pergi melewati pijakan Yoona tapi aura dingin dari sapuan tubuhnya  masih terasa.

“Kau takut?!”

Hentakan suara seseorang membuat Yoona tersadar dari misi terpendamnya untuk menggilas (?) Siwon. Ia bergeleng cepat kemudian menoleh kepada seorang namja yang tengah menatap bertanya – tanya. Lee Donghae.

“Kenapa harus takut pada Siwon  kalau masih ada yang ‘lebih’ menyeramkan dari manusia berotot sepertinya…” sambungnya.

Kedua alis Yoona  terangkat. Bicara apa sih dia?

Donghae memiringkan wajahnya, “Satu… Dua… Tiga… Kau itu selalu sempurna.” Ucap Donghae menyeringai kemudian ikut berlalu pergi menyusul Siwon ketengah lapangan.

Beberapa saat setelah Donghae menjauh, Yoona masih mengerutkan kening. Merasa kalau kalimat Donghae sangat sumbang. Sesuatu yang lebih menakutkan dari Siwon ? lalu apa hubunganya dengan ‘kau itu selalu sempurna ?’ Aneh.

Tunggu ! Tiba – tiba saja Yoona mengingat sebuah cerita tentang cara seorang secret admirer  mengungkapkan perasaannya.  Lantas yeoja itu memicingkan mata sembari menelaah kata per kata dari kalimat Donghae.

Kau Itu Selalu Sempurna

Jika huruf awalnya digabung maka, (K) (I) (S) (S)

Kiss?! Yoona terlonjak karena seketika pikirannya mulai memutar ulang ancaman Donghae mengenai kesalahan ketiga yang berarti jika …

Yoona memelototkan mata selebar mungkin, “Yak ! Nappeun namja !” teriak yeoja itu menggelegar disetiap sudut gedung olah raga. Nafasnya teregah  dengan detakan jantung berdebar – debar.

Seketika Donghae berbalik dan tersenyum kearah suara teriakan — Yoona. Donghae tersenyum lebar memperlihatkan jejeran gigi putihnya dengan tawa tertahan. Jelas kalau Suasana disekitar Yoona sudah ber api – api  tapi namja itu pura – pura bodoh. Ia malah mengalihkan pandangannya dan berlari mengejar  bola basket yang memantul – mantul di lantai lapangan.

 Sungguh ! Yoona menggeram seraya meruntuki bahwa bukankah Lee Donghae itu terlalu menyebalkan sekaligus… manis? OMO ! Yoona tercenung lama menatap ‘dia’ dari kejauhan. Setelah itu Yoona tidak merasakan apa – apa  selain wajahnya yang terasa memanas.

…………TBC…………

Penulis:

nyanya nyinyi nyonyo :p

26 tanggapan untuk “FF YoonHae – Princess Cliche 2

  1. ‘cetar membahana’ udh kYk syahrini ja kekkeke…! kzian bgt yoona dsruh brsiin Lapngn basket….!? wah,jngn2 donghae suka ma yoona..!? dtnggu part sLnjut’y

  2. bgini nih klu lupa part 1 nya –”
    lucu bnget,aplgi pas park seosangnim bilng syang sma yoona wkwkwk
    ini hae oppa yg suka yoona dlu ap yoona ya??? next

  3. huaaahh so cooolllll (⌒_⌒;)
    yoona sm donghae sdh mulai ada rasa-rasa nihh hahaa
    awasss aja klo siwon smpe ganggu yoonhae (#°0 ゚)σ))>_<)

  4. oke part 2 ini kata2 aneh yg tdk pnting sudah ga ada.. walaupun masi dkit ga apa xD
    jdi asik bacanya dan lbih dimengerti critanya dibandingkan part 1 ..
    gmana tuh nasip yoona selanjutnya ?
    next author ..
    fighting yaa ^^7

  5. cieee..Yoona. Bilang aj kamu udah kesemsem sama abang Donghae…eit cieee..cuit cuit..*ikutan 4l4y kaya Author ny..’eh hehehe..piss.V.

  6. hwaaaaaaaa…….DAEBAK^_^yoong gemezinnn hae oppa jail hehe siwon oppa belagu y”*damai
    yoong q bantu dech*bntu kedipin mata ke hae oppa

  7. aigoo, so sweet. Hah…
    Daebak ffnya. Walau rada” bingung, otakku lagi eror soalnya.

    Next ditunggu.

Tinggalkan Balasan ke yoonhae shipper (rhiana) Batalkan balasan